Cerita di Balik Lambang NU
Dilansir dari www.nu.or.id, proses kreatif terciptanya lambang ini melibatkan banyak hal. Tidak seperti proses kreatif lahirnya karya seni pada umumnya yang kebanyakan sekedar mengandalkan daya imajinasi dan kecerdasan kognitif belaka. Logo ini tercipta juga dengan menggerakan kekuatan spritual.
Bermula penyelenggaraan Muktamar kedua NU di Surabaya, Kiai Ridlwan Abdullah ditugasi oleh KH Wahab Chasbullah selaku ketua panitia untuk membuat lambang NU. Penunjukan ini, karena Kiai Ridlwan dikenal pandai menggambar dan melukis.
Namun terhitung sejak penugasan itu, hingga satu setengah bulan, Kiai Ridlwan tidak mendapatkan lambang yang cocok. Dia pun sempat ditegur oleh Kiai Wahab karena tugasnya tidak selesai.
Akhirnya, pada suatu malam, dengan harapan muncul inspirasi atau ilham pada saat-saat orang lelap tidur, Kiai Ridlwan mengambil air wudu kemudian melaksanakan Salat Istikharah. Setelah itu, Kiai Ridlwan tidur sejenak.
Dalam tidur, Kiai Ridlwan bermimpi melihat sebuah gambar di langit yang biru dan jernih. Nampak seperti bola dunia dikelilingi bintang dan tali penyambung dan pengait.
Atas mimpinya itu, KH Ridlwan Abdullah yang terbangun dari tidurnya, spontan langsung mengambil kertas dan pena untuk membuat sketsa gambar sesuai dengan apa yang tertayang dalam mimpinya tersebut. Saat itu jam dindingnya menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Pada keesokan harinya, gambar tersebut selesai lengkap dengan tulisan NU memakai huruf arab dan tahunnya.
Adapun secara singkat deskriptif makna dari gambar atau lambang NU dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Tambang melambangkan agama (berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan jangan bercerai berai).
2. Posisi tambang melingkari bumi melambangkan persaudaraan kaum muslimin seluruh dunia.
3. Untaian tambang berjumlah 99 buah melambangkan asma'ul husna.
4. Bintang sembilan melambangkan jumlah Wali Songo.
5. Bintang besar yang berada di tengah bagian atas melambangkan Nabi Muhammad SAW.
6. Empat bintang kecil di samping kiri dan kanan melambangkan khulafaur rasyidin, dan empat bintang kecil dibagian bawah melambangkan madzhab empat.