Tuduhan Amien Paling Serius Kepada Hasil Kongres PAN
Jakarta, era.id - Dua pekan setelah insiden 'kursi terbang' saat perhelatan Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, akhirnya pendiri partai berlambang matahari putih, Amien Rais, angkat suara.
Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram resminya @amienraisofficial. Pendiri partai berlambang matahari itu meminta maaf kepada pendukung PAN karena partainya mempertontonkan demokrasi 'jadi-jadian'. Selain itu kongres tersebut juga dinilainya penuh kejanggalan.
Akun tersebut kini sudah menghapus video tersebut. Namun, sempat dapat dilihat terakhir sekitar pukul 18.30, Rabu (26/2/2020).
Politikus PAN, Muslim Ayub, membenarkan isi video berdurasi 7:34 menit itu. Namun, Muslim tak mengetahui mengapa tiba-tiba dihapus.
Amien bilang ajang musyawarah tertinggi PAN itu sama sekali tidak mencerminkan wajah partai politik kesantunan.
"Inilah partai yang mungkin menyuguhkan tontonan demokrasi jadi-jadian yang mungkin terburuk selama Republik Indonesia ini. Partai lain enggak ada yang seburuk partai saya, saya mohon maaf," ujar Amien.
Permintaan maaf Amien itu ditujukan kepada masyarakat Indonesia dan pendukung PAN. Dia meyebut apa yang terjadi saat Kongres PAN di Kendari telah melukai partai dari ujung kaki, hingga ujung kepala.
Amien menuding, jelang kongres dilaksanakan, kubu petahana Zulkifli Hasan melakukan kecurangan hingga melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai. Tak hanya itu, Amien juga membeberkan beberapa kejanggalan yang terjadi selama Kongres ke-5 partainya.
Mantan Ketua MPR itu mengatakan, sejak pemilihan panitia pengarah Kongres diisi kebanyakan orang Zulkifli. Bahkan, kata dia, 100 persen panitia pelaksana diisi orang Zulkifli.
"Kemudian SC-nya (Steering Committee) pun juga tidak begitu adil bahkan 100 persen OC (Organizing Committee) itu dari katakanlah kubunya Zulhasan," kata dia.
Selain itu 10 hari sebelum Kongres, 17 DPD dicopot dan diganti oleh ketua pelaksana tugas.
"Jadi, ini kejanggalan. 17 DPD di-PLT, kemudian di seluruh musdalub (musyawarah daerah luar biasa) dalam tempo kurang dari 10 hari, deadline-nya 31 Januari padahal 10 Februari Kongres," ucap Amien.
Dalam pelaksanaan Kongres, Amien juga menemukan kejanggalan lain yakni pengerahan aparat kepolisian yang dinilainya berlebihan. Ada 1.300 personel polisi yang disiagakan di sekitar lokasi kongres. Padahal peserta kongres cuma sekitar 600 orang.
"Jadi satu peserta kongres dijaga 2 orang polisi. Saya lihat lagi, waktu itu suasana di kongres itu seperti seolah-olah kongres para teroris," katanya
"Saya gak menyalahkan polisi tapi ini agak berlebihan. Peserta kongres itu 590, yang datang polisinya 1300, seolah2 satu orang diawasi 2 polisi," kata Amien.
Puncaknya adalah kerusuhan yang terjadi di Kongres seperti adegan lempar-lemparan kursi. Hal tersebut dipicu oleh banyaknya 'penyusup' yang masuk dengan identitas sebagai observer, tapi berbadan besar dan bertato.
Amien mengatakan, ada 30 korban dengan luka ringan dan berat yang semuanya pendukung Mulfachri-Hanafi.
"Alhamdulillah bapak Kapolda Sultra sudah menyampaikan 3 pentolan penyusup huru hara, semuanya bukan peserta PAN. Artinya apa? Siapa yang memasukkan? Jadi ini sekali lagi ini luar biasa," ujar Amien.
Sementara itu, Steering Committee Kongres V PAN, Eddy Soeparno enggan menanggapi video tersebut.
"No comment deh," ujarnya lewat pesan singkat.