Harga Masker di Apotek Kimia Farma Cuma Rp2.000, Tapi Pembelian Dibatasi
Untuk memantau ketersediaan masker dan hand sanitizer, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir melakukan sidak ke Apotek milik perusahan BUMN bidang farmasi Kimia Farma.
Erick memastikan langkah antisipasi terus dilakukan oleh perusahaan BUMN, termasuk Kimia Farma yang masuk dalam holding BUMN Farmasi pimpinan PT Bio Farma.
"Kimia Farma punya 1.300 apotek seperti ini. Di dalam 1.300 apotek ini ada 600 klinik. Kimia Farma sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari di mana salah satunya dengan coronavirus corner untuk deteksi dini," kata Erick saat meninjau apotek Kimia Farma di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Erick juga mengatakan apotek Kimia Farma memiliki pasokan yang cukup untuk masker dan antiseptic. Namun, Kimia Farma membatasi penjualan masker.
"Barusan saya juga sudah cek masker, ini buat antiseptic semua ada, dan bahkan Kimia Farma sudah membatasi bahwa tidak boleh misalnya orang beli lebih dari dua," papar Erick.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo juga menegaskan persediaan masker maupun antiseptic masih cukup. Tapi untuk ketertiban dan ketersediaan stok, tiap pembeli hanya boleh membeli 1 kotak per hari.
"Seluruh Apotek Kimia Farma sekarang, posisinya tersedia. Satu (masker) harganya Rp2.000, tidak boleh beli satu kotak," kata Verdi.
Saat ini Kimia Farma punya stok 4000 dus masker atau sekitar 215.000 buah di Indonesia. Saat ini Kimia Farma sedang memesan 7,2 juta buah masker impor.