Ingat! Bepergian Tingkatkan Risiko Tertular Korona
"Kita berada di tengah orang yang tidak kita ketahui apakah dia OTG (orang tanpa gejala) atau bukan. Oleh karena itu, mari laksanakan ini dengan baik," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Menurut dia, sumber penular dari orang-orang tanpa gejala (OTG) itu yang susah untuk dideteksi dan ditandai sehingga membuat kasus positif COVID-19 terus bertambah.
"Mereka adalah orang-orang tanpa gejala, yaitu orang-orang yang dalam tubuhnya telah terdapat virus dan berkembang biak, kemudian menyebar ke sekitarnya melalui percikan ludah, droplet, pada saat dia berbicara, bersin atau batuk," sambungnya.
Namun, kata dia, orang tersebut tidak merasakan sedang sakit dan tidak merasakan bahwa dirinya memiliki virus yang bisa menyebar kemana-mana.
Yurianto mengatakan bahwa Menteri Kesehatan telah menerbitkan Permenkes Nomor 9/2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan untuk membatasi komunikasi kontak sosial/fisik dalam skala yang lebih besar.
"Ini adalah tindak lanjut dari upaya untuk menjaga jarak secara fisik, secara lebih besar lagi agar kita yakin bahwa transmisi penyakit dari orang sakit kepada orang sehat bisa kita hentikan," katanya.
Ia mengakui sejauh ini masih terlihat penambahan jumlah kasus, kematian, dan penyebaran yang semakin cepat ke beberapa wilayah di sekitarnya.
"Oleh karena itu, kita akan terus lakukan kajian epidemiologi untuk membatasi mobilitas manusia sebagai pembawa penyakit," katanya.
Sementara itu kasus positif COVID-19 hari ini mecapai 2.738 orang. Sebanyak 204 orang dinyatakan sembuh dan 221 meninggal dunia.
Infografik (Dok. BNPB)
Gugus Tugas mencatat hingga saat ini kasus positif COVID-19 tercatat di 32 provinsi dengan rincian yaitu di Provinsi Aceh lima kasus, Bali 43 kasus, Banten 194 kasus, Bangka Belitung dan Bengkulu masing-masing dua kasus, Yogyakarta 41 kasus dan DKI Jakarta 1.369 kasus.
Selanjutnya di Jambi dua kasus, Jawa Barat 343 kasus, Jawa Tengah 133 kasus, Jawa Timur 194 kasus, Kalimantan Barat 10 kasus, Kalimantan Timur 31 kasus, Kalimantan Tengah 20 kasus, Kalimantan Selatan 18 kasus dan Kalimantan Utara 15 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau sembilan kasus, NTB 10 kasus, Sumatera Selatan 16 kasus, Sumatera Barat 18 kasus, Sulawesi Utara delapan kasus, Sumatera Utara 26 kasus, Sulawesi Tenggara tujuh kasus.
Adapun di Sulawesi Selatan 127 kasus, Sulawesi Tengah lima kasus, Lampung dan Riau masing-masing 12 kasus, Maluku Utara dan Maluku masing-masing satu kasus, Papua Barat dua kasus, Papua 26 kasus, serta dua kasus positif di Sulawesi Barat.