Harapan dari Vaksin BCG untuk Cegah Korona

Jakarta, era.id - Sebuah vaksin berusia satu abad diharapkan menjadi kunci bagi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan COVID-19, 

Ketika para ilmuwan di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan obat untuk virus korona baru, ada harapan bahwa vaksin yang berumur satu abad tersebut bisa berperan penting.

Penelitian menunjukkan negara-negara yang menggunakan vaksin Tuberkolosis (TBC) yang disebut Bacillus Calmette-Guérin (BCG) cenderung bikin kasus COVID-19 yang lebih sedikit dan tidak terlalu parah.

Beberapa uji klinis sekarang sedang memeriksa apakah vaksin yang dikembangkan di Prancis pada tahun 1920-an itu terbukti ampuh mencegah penularan virus korona.

Enam ilmuwan dari Department of Biomedical Sciences, NYIT College of Osteopathic Medicine, New York Institute of Technology meneliti hubungan imunisasi BCG dan tingkat kematian akibat COVID-19.

Menurut para ahli, vaksin BCG diketahui tidak hanya memberi perisai diri dari bahaya infeksi bakteri paru-paru. Tapi bisa juga membantu tubuh melawan penyakit pernapasan lainnya.

Negara dengan imunisasi BCG punya tingkat kematian rata-rata 0,4-0,78 per satu juta penduduk. Negara tanpa imunisasi BCG punya tingkat kematian rata-rata 7,3-16,39 per satu juta penduduk atau lebih tinggi dari negara dengan imunisasi BCG.

Paula Cannon, seorang profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Keck School of Medicine, University of Southern California, mengatakan BCG memang vaksin ajaib.

"Dengan cara yang tak terduga dan ajaib, vaksin itu seperti pendorong kekebalan tubuh yang luas," katanya seperti dilansir Forbes, Rabu (15/4/2020).

Penelitian Vaksin BCG (Forbes)

Vaksin hidup cenderung memberikan perlindungan lebih lama atau kadang-kadang bahkan seumur hidup daripada vaksin yang tidak aktif seperti vaksin flu. BCG mendorong sistem kekebalan tubuh bawaan untuk dengan cepat melepaskan sel-sel kekebalan non-spesifik, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Dalam 100 tahun terakhir, dari Jepang hingga Denmark yang secara periodik mengembangkan vaksin BCG menurut penelitian tersebut diketahui lebih baik dalam menghadapi pandemi.

Portugal, yang mewajibkan semua bayi untuk divaksinasi, telah mencatat lebih dari 16.000 kasus virus korona tetapi 'hanya' mencatat 535 kematian, sementara negara tetangganya Spanyol memiliki lebih dari 169.000 kasus dan 17.000 kematian.

Irlandia, di mana vaksinasi BCG wajib, sejauh ini telah melaporkan 10.647 kasus dan 365 kematian, sementara Inggris (yang dulu pakai vaksin BCG tetapi sekarang tidak lagi melakukannya) memiliki dua kali angka kematian yakni 88.621 kasus dan 11.329 kematian.

Hasil Penelitian Penggunaan Vaksin BCG (Live Science)

Prof. Cannon awalnya sempat skeptis dengan hasil penelitian tersebut karena tidak memperhitungkan kualitas, sistem perawatan kesehatan, atau kapasitas pengujian.

"Kita semua menebak apa tingkat infeksi sebenarnya dan tingkat kematian kasus karena tidak ada pengujian seragam yang luas di setiap negara," katanya seperti dikutip dari Live Science.

Dia menguji penelitian tersebut karena memperkaya pengetahuan di tengah minimnya data tentang pencegahan dan sistem kekebalan tubuh yang memengaruhi virus tersebut.

"(Sistem kekebalan tubuh) saling berhubungan secara besar-besaran dan apa yang tampaknya vaksin BCG memberikan sedikit kendali ekstra kepada konduktor," ucap Prof Cannon.

Prof. Cannon bilang temuan awal ini memang harus diuji lebih lanjut oleh para pakar. "Dibutuhkan percobaan menggunakan BCG untuk menentukan seberapa cepat imunitas dikembangkan untuk melindungi terhadap COVID-19," ucapnya.

WHO Sedang Uji Coba

WHO menyatakan tak merekomendasikan vaksin BCG untuk mencegah virus korona baru. WHO mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu (12/04/2020) yang menanggapi laporan bahwa negara-negara dan kawasan-kawasan di mana vaksin tuberkulosis digunakan memiliki kasus penularan dan kematian virus korona yang lebih rendah.

Seperti dikutip dari NHK, Rabu (15/4/2020), WHO mengatakan, tidak ada bukti bahwa vaksin BCG melindungi orang terhadap penularan virus COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia itu juga meminta agar tak ada penggunaan vaksin BCG secara besar-besaran sehingga mengakibatkan bayi yang baru lahir tidak diberi vaksin, dan membuat kenaikan penyakit dan kematian akibat tuberkulosis meningkat.

Tapi WHO kini sedang melakukan dua uji klinis tentang penggunaan vaksin BCG dan akan segera mengumumkan hasilnya.

 

Tag: covid-19