Dampak Cuaca Ekstrem Intai Jakarta dan Bogor
Longsoran tanah menyebabkan robohnya sejumlah pohon dan tiang listrik. Menurut data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, terdapat empat titik longsor, yakni di sekitar Attaawun, Widuri, Grand Hill dan Riung Gunung.
Menurut keterangan yang dirilis BNPB, belum ada laporan resmi perihal korban dan kerugian akibat longsor. Penutupan jalan sendiri telah diberlakukan sejak pukul 09.15 WIB.
Untuk memudahkan proses evakuasi dan normalisasi di empat titik longsor, otoritas mengalihkan arus lalu lintas dari Jakarta menuju Puncak ke Sukabumi. Sedang untuk Cianjur menuju Jakarta, otoritas mengalihkan lalu lintas ke Jonggol.
Menurut pantauan terakhir, hingga kini hujan masih turun. Menurut BMKG, hujan diprediksi akan terus turun hingga siang hari dengan perkiraan potensi hujan intensitas dan frekuensi tinggi di seluruh wilayah Jabodetabek.
Menurut catatan BMKG, sejak Minggu (4/2), hujan berlangsung dalam intensitas 152 milimeter per hari. BMKG menggolongkan curah hujan ini sebagai bagian dari cuaca ekstrem, hingga menyebabkan longsor dan naiknya debit Sungai Ciliwung.
Ancaman banjir di Bogor-Jakarta
Naiknya debit Sungai Ciliwung sendiri telah menyebabkan banjir di sepanjang bantaran sungai yang melintang di Kabupaten Bogor, Kota Bogor hingga Jakarta. Hingga Senin pukul 08.30 WIB, Level Siaga I dengan ketinggian muka air Sungai Ciliwung mencapai 220 cm terpantau di Bendung Katulampa.
Menurut pantauan lanjutan yang dilakukan setengah jam kemudian, air naik hingga 230 cm, dan kembali naik 240 cm pada 09.05 WIB. Menurut perkiraan, kiriman air akan tiba di Pintu Air Manggarai Jakarta pada sekitar pukul 17.30 WIB hari ini.
Terkait itu, masyarakat diiimbau untuk waspada mengantisipasi datangnya banjir, longsor dan puting beliung. Sebagaimana diperkirakan BMKG, Februari adalah puncak musim penghujan, sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan meningkat.