DPR yang Tidak Pernah Baik di Mata Netizen

Jakarta, era.id - Penyebaran virus korona baru atau COVID-19 di Indonesia masih terus terjadi. Terakhir jumlah kasus korona per 6 Mei 2020 mencapai 12.438 kasus. Hal ini menyebabkan permasalahan di beberapa sektor, mulai dari ekonomi hingga sosial.

Namun, di tengah permasalahan yang terjadi, tren publik terhadap kinerja pemerintah, khususnya legislatif justru menurun. Mengapa begitu?

Situs media monitoring Netray mencatat ada 99.000 kicauan di Twitter selama periode 6 April 2020 hingga 5 Mei 2020. Dalam rentang waktu tersebut, terjadi beberapa kali puncak kicauan, seperti pada 15 April 2020, 23 April 2020, 28 April 2020, dan 3 Mei 2020.

"Namun cuitan tersebut didominasi oleh sentimen negatif," ujar peneliti Netray Rizky Tia, Rabu (6/5/2020).

Di tanggal 15 April 2020, warganet ramai membahas isu dilanjutkannya pembahasan soal Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di tengah situasi pandemi. Kebanyakan melontarkan nada kecewa dan marah oleh sikap DPR.

Bukan saja karena pembahasan tersebut tetap berjalan di tengah situasi pandemi, tapi juga karena RUU sapu jagat tersebut sebelumnya telah mendapatkan penolakan di masyarakat.

"Masyarakat menilai hal tersebut tidak pantas dilakukan, anggota dewan seharusnya fokus dalam menghadapi COVID-19," kata Rizky.

Pada 23 April 2020 merupakan waktu dengan jumlah kicauan terbanyak soal topik parlemen. Terdapat lonjakan grafik cukup signifikan terkait Komisi III DPR mengapresiasi Polri yang berhasil menindak pelaku kriminalitas yang meningkat di masa pandemi.

Meski jumlah kicauan menanjak, namun hal tersebut tidak berlangung lama dan kembali turun pada jam berikutnya. Pada tanggal 28 April 2020, DPR RI kembali menuai kritik terkait produk jamu tradisional untuk pasien COVID-19.

"Diketahui jamu tersebut di impor dari China oleh Satgas DPR. Sontak hal tersebut menuai kritik keras dari warganet yang merasa heran terkait kebijakan tersebut," kata Rizky.

Selanjutnya, perbincangan terkait DPR RI kembali memuncak pada tanggal 3 Mei 2020. Perbincangan warganet kali ini berkaitan dengan Najwa Shihab dalam Catatan Najwa yang mengkritik kinerja DPR RI selama masa pandemi.

Najwa menilai, para anggota DPR tidak fokus dalam langkah menghadapi pandemi, tetapi justru bersemangat membahas sejumlah RUU kontroversial.

"Cuitan tersebut pun kembali mendapat perhatian warganet dan mendapat like, comment, dan retweet yang cukup banyak," katanya.

Rizky menuturkan, dari pantauan Netray, beberapa kontroversi yang terdapat pada puncak pemberitaan selama periode tesebur terlihat dalam kosa kata yang kerap digunakan warganet pada Word Cloud. Selain itu, terlihat akun Top Initiator pada topik kinerja DPR RI selama pandemi.

Dalam kicauan populer pantauan Netray, ditemukan konten terkait isu usulan rapid tes yang akan diselenggarakan untuk 575 Anggota DPR dan keluarga ditolak oleh Jokowi. Selain itu Jokowi juga menyampaikan bahwa pembahasan terkait RUU Cipta Kerja ditunda dan dimanfaatkan untuk mendalami subtansi pasal-pasal terkait.

Selama periode pemantauan terlihat beberapa puncak cuitan warganet yang mengkritik kinerja anggota DPR. Rizky mengatakan, masyarakat berharap pada musim pandemi ini DPR dapat fokus menyiapkan strategi dengan langkah yang berpihak pada masyarakat.

"Bukan dengan berbagai langkah yang justru menuai protes dan kritik pedas karena dinilai tidak sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia saat ini," pungkasnya.

Tag: ketua dpr