Indonesia Buka Kerja Sama dengan Asia Pasifik
This browser does not support the video element.
Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, kerja sama ini juga bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk menampik pandangan negatif negara-negara global terhadap penanganan pemerintah Indonesia pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Asmat.
"Saya persilakan langsung (para kepala negara) untuk datang ke Indonesia, dan ke Papua khususnya Papua Barat. Supaya mereka tahu langsung apa yang mereka dengar dari opini-opini yang berbeda itu dapat kita eliminasi," kata Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2018).
Politikus Hanura ini menerangkan, kerja sama yang akan dibangun ini disesuaikan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menambahkan, belum ada ketentuan bentuk kerja sama antar negara ini. Namun, sambungnya, negara-negara Pasifik Selatan menyambut baik rencana kerja sama itu.
"Apakah itu tukar menukar, apakah itu pengiriman mahasiswa ke Indonesia, pengiriman kelompok-kelompok masyarakat ke balai pelatihan kerja di Indonesia, apakah perikanan, apakah pertanian, apakah merupakan suatu kerjasama di bidang perdagangan, pengiriman-pengiriman hasil produk Indonesia ke wilayah negara Pasifik, apakah kemudian juga permintaan bantuan langsung untuk capacity building penyelenggaraan forum-forum internasional," tutur Wiranto.
"Permintaan mereka banyak sekali, misalnya minta adanya hubungan langsung angkutan udara dari Negara Pasifik ke Papua," tambahnya.
Wiranto menilai, selama ini Indonesia masih kurang intensif dalam menjalin kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik. Dirinya tidak ingin celah ini justru menimbulkan opini negatif dari negara-negara tersebut, apalagi diperparah dengan kabar KLB Asmat yang mendunia.
"Soft diplomacy. Kalau selama ini kita masih kurang volume hubungan kita dengan negara-negara Pasifik, kita mulai saat ini melakukan pendekatan. mereka toh satu suara juga. Kita tidak ingin mereka terkontaminasi dengan opini-opini negatif mengenai Papua dan Papua Barat," Wiranto menjelaskan.
Sebelumnya, pada 29 Januari-1 Februari 2018 yang lalu, Wiranto berkunjung ke sejumlah negara di kawasan Pasifik Selatan. Dalam kunjungannya, ia melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa kepala negara, di antaranya Presiden Vanuatu, Talis Obed Moses; Perdana Menteri Tuvalu, Enele Sopoaga; Presiden Nauru, Baron Divavesi Waqa; Presiden Fiji, George Konrote, dan Presiden Federated States of Micronesia, Peter M. Christian.
Dalam kunjungannya, Wiranto menceritakan tentang sejarah Indonesia yang cukup lama dijajah oleh Belanda dan Jepang. Oleh karenanya, Wiranto melanjutkan, Indonesia saat ini selalu ingin bekerjasama dengan berbagai negara, supaya terlepas dari penjajahan model baru.
Lebih khusus, Wiranto juga bercerita banyak tentang kondisi Papua, termasuk adanya KLB campak dan gizi buruk di Asmat, Papua Barat.
"Dari pertemuan itu kita bisa menjelaskan kepada mereka, bagaimana Indonesia bersungguh-sungguh, Presiden Jokowi kemudian bersungguh-sungguh memberikan atensi khusus untuk pembangunan di Papua, khususnya di Papua Barat," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Hanura itu.