Mengenal Suriname, Negeri 'Kedua' Didi Kempot
Almarhum Didi Kempot diketahui pernah menetap sebentar di sana pada era 1990-an dan sukses dikenal di negara paling kecil di Benua Amerika itu. Hingga saat ini, musik campursari dikenal seantero Suriname.
Selain Didi, ada juga nama Waldjinah yang juga tersohor di negara dengan ibu kota Pamaribo itu.
Dikutip dari Bloomberg Sabtu (9/5/2020), negara-negara Karibia seperti Suriname adalah negara yang tidak memiliki hutang negara, karena sering mendapatkan bantuan terutama dari pemerintah Belanda.
Menurut World Bank, pendapatan nasional bruto dinegara ini hanya 5.210 Dollar AS atau Rp77 juta.
Dengan luas daratan sebesar Provinsi Kalimantan Tengah, Suriname cuma punya jumlah populasi 585.823 jiwa.
Bahasa Jawa menjadi bahasa sehari-hari dan banyak keturunan Jawa di negara bekas jajahan Negara Belanda ini. Menurut Encylopaedia Britannica, Suriname merupakan negara jajahan Belanda dan telah diakui kemerdekaannya pada 25 November 1975. Negara yang berbatasan dengan Guyana Prancis Timur dan Guyana Barat juga pernah dijajah oleh Inggris,Spanyol, dan Portugal.
Dok. Tropen Museum
Saat masih dijajah Belanda, mereka kedatangan ratusan orang Indonesia. Kebanyakan rakyat yang ditempatkan di sana berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur pada tahun 1839. Selanjutnya, dilakukan pengiriman lagi hingga tahun 1939. Namun, mereka dijadikan sebagai budak atau tenaga kerja lainnya di perkebunan. Sejak tahun saat itu, ada sekitar 32.956 orang Jawa di sana.
Saat mengalami gelombang repatriasi atau warga negara asing kembali ke negara asal. Banyak rakyat Suriname mayoritas suku Jawa kembali ke Indonesia, tetapi ada juga yang sudah nyaman tinggal di Suriname.
Mereka tinggal di beberapa wilayah di Suriname diantaranya, Coronie, Moengo, Saeamacca, Nickerie, dab Biliton, dan Paranam. Mereka menjadi suku minoritas di sana berdampingan dengan suku pribumi dan suku hindustani.