Bendera Setengah Tiang untuk Djoko Santoso
pada Minggu pagi (10/5/2020) sekitar pukul 06.30 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Pria kelahiran 8 September 1952 itu meninggal dunia karena stroke yang dideritanya.
"Beliau (alm Djoko) dirawat sejak Sabtu (2/5) lalu karena mengalami stroke. Beliau meninggal bukan karena COVID-19, tetapi karena stroke berat yang dideritanya," kata Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI dr Budi Sulistya di Jakarta, seperti dikutip Antara, Minggu (10/5/2020).
Budi pun enggan memaparkan lebih jauh apakah kematian Djoko Santoso itu terjadi usai operasi pendarahan otak. "Beliau meninggal karena stroke berat," katanya lagi.
Jenazah Djoko Santoso saat ini telah berada di rumah duka yang berada di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur sebelum dimakamkan.
Jenazah Djoko, akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Pemakaman sendiri akan dilakukan siang sesuai dengan protokol kesehatan.
"Sebenarnya beliau punya hak untuk dimakamkan di TMP Kalibata, namun pihak keluarganya meminta untuk dimakamkan di TPU San Diego Hills," ujar Budi.
Djoko merupakan Panglima TNI pada periode 2007-2010. Kemudian, dia terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Gerindra. Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk paslon capres-cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Jajaran TNI dan TNI Angkatan Darat akan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan terakhir atas meninggalnya mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purn Djoko Santoso pada usia 67 tahun.
"Sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian Almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, seluruh satuan jajaran TNI/TNI Angkatan Darat mulai hari ini mengibarkan bendera setengah tiang," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Kolonel Inf Nefra Firdaus, di Jakarta, Minggu.