Nestapa Mahasiswa di Tengah Pandemi

Bandung, era.id - Dampak pandemi COVID-19 dirasakan ratusan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad). Keluhan yang mereka hadapi beragam, mulai dari masalah psikis karena bosan menjalani kuliah jarak jauh hingga dampak ekonomi seperti habisnya perbekalan selama hidup di indekos.

Saat ini, jumlah mahasiswa Unpad yang bertahan di asrama Jatinangor sebanyak 90 orang. Sedangkan yang bertahan di indekos mencapai 530 orang. Sebelumnya, mahasiswa Unpad yang tinggal di asrama mencapai 631 orang, namun banyak mereka yang akhirnya memilih pulang kampung.

"Jumlahnya menurun karena ada yang dipulangkan sebelum PSBB. Pemulangan mereka tentu berdasarkan protokol COVID, kami tak minta mereka naik transportasi umum tapi kita sediakan travelnya sendiri," terang Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Dandi Supriadi, saat dihubungi era.id, Jumat (15/5/2020).

Sebanyak 90 mahasiswa yang saat ini bertahan di asrama sebagian hasil relokasi di berbagai indekos sekitar. Mereka direlokasi karena mengalami berbagai kesulitan selama tinggal di kost, terutama kesulitan ekonomi.

Untuk mengkoordinir mahasiswa yang masih tercecer antara indekos dan asrama, Unpad telah membangun sistem pendataan yang lebih rapi. Pendataan dibantu mahasiswa yang menjadi koordinator per wilayah.

Di Jatinangor, Sumedang, terdapat tujuh wilayah indekos mahasiswa Unpad. Tugas koordinator ialah melakukan pendataan terhadap kondisi dan kebutuhan mahasiswa di masing-masing wilayah. Koordinator memfasilitasi kebutuhan mahasiswa, misalnya kebutuhan pindah ke asrama, makanan, obat-obatan, dan lain-lain.

"Kondisi mahasiswa sekarang sehat-sehat semua walaupun ada beberapa di antara mereka yang memutuskan pulang. Bagi yang bertahan mereka beralasan takut menularkan dan sebagainya. Tapi kondisinya semua sehat," katanya.

Untuk mengatasi kebutuhan makanan bagi mahasiswa di asrama, Unpad membuka dapur umum. Minggu kemarin, dapur umum ini menyediakan 20.900 porsi untuk mahasiswa. Selain itu, dapur umum ini juga menyediakan makanan untuk umum yang jumlahnya minggu kemarin mencapai 5.115 nasi bungkus dan 966 paket sembako.

"Untuk yang lain, pada dasarnya kuliah Unpad tetap jalan, cuma diselenggarakan daring. Maka tidak ada kebijakan keringanan UKT bagi semester lain, karena kegiatan belajarnya masih seperti biasa. Paling yang dibantu Unpad menyediakan kuota internet untuk mahasiswa di akhir semester ini," papar Dandi.

Disinggung soal biaya kuliah, Unpad belum mengeluarkan kebijakan pembebasan atau keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang kesulitan biaya kuliah. Kebijakan keringanan UKT baru menyentuh pada mahasiswa semester akhir yang ekonominya terdampak COVID-19.

Kendati demikian, Unpad mempersilakan mahasiswanya mengajukan keringanan. Kebijakan ini sudah lama dijalankan Unpad, tidak hanya di musim pandemi ini. Keringanan biaya kuliah yang diajukan mahasiswa nantinya akan diverifikasi oleh tim Unpad.

"Jadi kalau mau mengajukan diperbolehkan karena kami ada skema untuk kasus tertentu, ada tim asesmen dari Unpad untuk menentukan layak tidak mahasiswa yang mengajukan tersebut dapat keringanan," ucapnya.

 

Tag: demo mahasiswa