Menguak Kisah di Balik Laut Aral yang Berubah Jadi Padang Pasir

Uzbekistan, era.id - Tanpa disadari, banyak hal tak terduga dan direncanakan di dunia yang belum diketahui semua orang. Bahkan, terkadang hal tak terduga itu berdampak mengerikan, namun membawa hikmah. Seperti halnya dengan laut Aral yang kering dan kini menjadi gurun pasir di kota Moynaq, Uzbekistan.

Kebanyakan orang beranggapan Moynaq adalah pemandangan alam yang paling aneh di dunia, sebab banyak bangkai kapal besar yang terbengkalai di tengah padang pasir. Perahu bagi para nelayan itu disugguhi pemandangan tanpa ada satu pun perairan.

Dulunya, Moynaq pernah menjadi kota penting bagi para nelayan. Sumber ikan selalu diraih setiap saat dari Laut Aral. Danau yang dulunya seluas 68 ribu kilometer persegi itu merupakan lautan terluas ke empat di dunia pada 1960-an. 

Laut Aral bermanfaat sebagai pasokan air tawar untuk wilayah di Uzbekistan bagian utara dan Kazakhstan bagian selatan. Tapi, 40 tahun kemudian mengalami bencana yang tak terduga dan bencana itu membuat lautan berubah secara drastis menjadi padang pasir.

Dikutip dari Atlas Obscura, Senin (18/5/2020), air laut perlahan mengering setiap tahunnya. Pada 2014, luas Laut Aral yang tersisa hanya 10 persen, tak sesuai dengan ukuran awal. Bencana ini bermula dari keputusan Pemerintah Soviet yang kala itu dipimpin oleh Khrouchtchev, untuk mengalihkan aliran dua sungai utama yang memasok ke dalam Laut Aral, ke wilayah gurun di sekitar Laut Aral. 

 

 

Pengalihan aliran sungai Amu Darya dan Sry Darya ini bermaksud mengairi sistem irigasi sehingga memunculkan aktivitas pertanian di gurun sekitar Laut Aral. Komoditas pertanian utama kala itu adalah kapas dan gandum.

Pengalihan ini memberikan dampak negatif sejak awal tahun dijalankannya proyek pengalihan aliran sungai. Diperkirakan air sungai mengalami penurunan drastis akibat terbuangnya laut secara sia-sia, yakni sebesar 25 hingga 75 persen.

Hal ini dikarenakan proses penyerapan air ke dalam pasir gurun dan proses evaporasi selama perjalanan menuju lokasi yang bermaksud menjadikannya sebagai lahan pertanian. 

Saat air surut, mayoritas para penduduk meninggalkan kota karena mereka bekerja sebagai nelayan dan tidak bisa menangkap ikan lagi. Lalu, kapal-kapal terbengkalai begitu saja di tengah-tengah padang pasir.

Kini, lokasi itu dijuluki 'kuburan kapal' karena terdapat beberapa kapal yang dikumpulkan dari padang pasir dan kini jadi tempat peristirahatan di pinggir kota. Nahasnya, beberapa dekade ini banyak penduduk yang pindah dan mengalami penyusutan secara drastis.

Sejak 1989, laut Aral sudah mengalami kehilangan sebanyak setengah volume air, sebab tingkat salinitas dan mineral terus meningkat sangat tajam, hingga menghasilkan air tidak layak buat dikonsumsi untuk dijadikan minum.

Tak hanya  itu, banyak organisme dan ikan yang enggak bisa bertahan hidup di Laut Aral secara lama, yang menyebabkan penurunan drastis. Hingga akhirnya, produksi ikan dan industri perikanan jadi tumbang.

Kota Aral pernah mengalami kasus cacar pada 1971 yang menyebabkan 50 ribu penduduk setempat meninggal dunia. Diduga kasus tersebut berawal dari kapal yang mendekat ke Pulau Vozrozhdenya. Hingga akhirnya tiga di antara sepuluh orang di kapal terinfeksi cacar, hingga mereka meninggal dunia. Pemerintah setempat mengadakan vaksinansi secara besar-besaran, karena virus telah menyebar di penduduk setempat.

Selain itu, salah satu wilayah di sekitar Aral bernama Karakalpaks mengalami masalah kesehatan yang bermula dari debu beracun yang terkontaminasi oleh pupuk, garam, dan pestisida. Kejadian itu membuat penduduk daerah mengalami masalah kesehatan dengan tingkat keparahan tinggi.

Di antaranya, kanker tenggorokan, ginjal, anemia, dan tingkat kematian bayi di kota ini termasuk yang tertinggi di dunia kala itu. Tapi, lama kelamaan julukan 'kota mati' telah musnah, namun bangkai kapal tetap berada di atas padang pasir.

Sekarang kapal sudah berkarat karena dibiarkan begitu saja dan menjadikannya sebagai pemandangan paling aneh di dunia. Sekarang, Moynaq tak lebih dari kota mati dan banyak wisatawan yang penasaran ingin mendatanginya secara langsung. Apakah kamu juga?

Tag: