Uniqlo Buat Masker Wajah dengan Bahan Pakaian Dalam Airism
Meski respons permintaan masyarakat untuk membuat masker kain semakin tinggi. Namun, perusahaan yang dimiliki Fast Retailing ini sangat berhati-hati memutuskan untuk membuat produk masker kain.
Juru bicara Uniqlo mengatakan pihaknya telah berubah pikiran, akibat lonjakan permintaan pelanggan untuk merilis masker wajah.
Dikutip dari Nikkei, pada Selasa (26/5), Chairman dan CEO Uniqlo, Tadashi Yanai mengumumkan produksi masker dilakukan karena merespons permintaan global terkait alat proteksi diri dari virus korona. Masker itu nantinya akan dipasarkan di toko Uniqlo dan via online. Untuk waktu peluncuran masih belum bisa dipastikan.
"Di bawah seribu yen," ujar Yanai.
Ilustrasi (Pixabay)
Masker ini terbuat dari bahan berpori yang kerap digunakan untuk lini pakaian dalam, Airism. Brand ini sangat terkenal lantaran bahannya dingin dan cepat kering.
Pakaian dalam Airism juga dikenal sebagai kain yang dikembangkan dengan karakter halus, seperti sutra. Jadi membuat penggunanya terasa tetap dingin, tidak gerah, dan nyaman meski cuaca sedang panas.
Airism menjadi salah satu lini pakaian yang populer di seluruh dunia. Penjualan produk Airism secara global mencapai hampir 100 juta unit.
Produksi produk Airism kebanyakan dilakukan di pabrik Tiongkok dan Asia Tenggara. Sebagian kapasitas pabrik diperkirakan akan dialihkan untuk memproduksi masker.
Sejak pandemi COVID-19, masker wajah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat Jepang. Masker sekali pakai yang sangat umum ditemui di toko maupun swalayan telah menjadi barang langka selama pandemi Covid-19. Hal itu membuat banyak orang beralih ke masker kain.
Selain Uniqlo, ada pun produsen yang sudah lebih dulu mulai memproduksi masker, di antaranya merek pakaian olahraga Mizuno Corp, dan perusahaan ponsel pintar Sharp Corp.
Diketahui, Uniqlo telah mendonasikan sekitar lima juta masker kain dan pakaian APD untuk institusi kesehatan di Jepang.