Keberhasilan Jerman Melawan COVID-19 yang Patut Dicontoh

Jakarta, era.id - Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno memaparkan kunci keberhasilan Jerman dalam menghadapi pandemi COVID-19. Dia mengatakan, hingga per tanggal 28 Mei 2020 tercatat 180.000 warga di Jerman yang terinfeksi, dan 164.000 yang sembuh. Dengan demikian ini menunjukkan angka kesembuhan mencapai 82 persen. Kemudian tingkat fatalitas hanya 4 persen atau mencapai 8.450 orang.

Angka 4 persen ini, kata Arif, diklaim pemerintah Jerman sebagai angka yang sangat rendah di Eropa dibandingkan dengan Belgia 16 persen, Prancis 14 persen, Italia 13 persen, dan Spanyol 10 persen.

"Total tes yang dilakukan di Jerman adalah mencapai empat juta tes di seluruh Jerman dan ini adalah tes peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia," Arif dalam pemaparannya melalui tayangan YouTube BNPB, Sabtu (30/5/2020).

Kunci keberhasilan pemerintah Jerman dalam menangani pandemi global tersebut karena sejak awal pemerintah Jerman bergerak cepat dengan membentuk tim krisis saat mulai ada kasus pertama. Pemerintah Jerman juga tidak menyepelekan virus ini dengan menganggap COVID-19 sebagai flu semata. Hingga mengambil kebijakan untuk karantina wilayah dengan cepat.

"Cepat dalam arti kebijakan untuk membuat lockdown dengan benar dan cepat," kata Arif.

Arif mengatakan, pemerintah Jerman menerapkan kebijakan yang tegas. Saat karantina wilayah diterapkan, petugas membubarkan pesta yang digelar warga yang membandel.

Selain itu, pemerintah menerbitkan kebijakan yang jelas. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga dapat langsung diterapkan masyarakat. Ditambah juga dengan tingkat kedisiplinan masyarakat yang tinggi.

"Kebijakannya itu jelas. Tidak menggunakan bahasa yang rumit tapi bahasa yang mudah dimengerti dan bisa diterapkan langsung oleh masyarakat," katanya.

Arif mengatakan, keberhasilan di Jerman juga didukung oleh koordinasi pemerintahan pusat dan daerah. Jerman yang merupakan negara federal, memiliki hierarki mandat yang berbeda.

Pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian di Jerman saling berkoordinasi dan mengevaluasi kebijakan tiap dua pekan. Setelah melakukan evaluasi, pemerintah menyampaikan langkah penanganan COVID-19 ke depan secara terbuka.

"Jadi ada kesamaan, konsistensi dari pemerintah pusat dan juga pemerintah-pemerintah di negara bagian," kata Arif.

Selain itu, kesiapan infrastruktur kesehatan di Jerman juga penting. Arif mengatakan, Jerman memiliki 2000 Rumah Sakit dengan tempat tidur ICU sebanyak 28 ribu, ventilator sebanyak 35 ribu. Angka yang tergolong tinggi dibandingkan negara di Eropa lainnya. Menurut Arif, ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.

Melihat keberhasilan Jerman itu, Arif berharap dapat menjadi referensi Indonesia dalam menghadapi COVID-19. "Semoga kebijakan yang dilakukan pemerintah Jerman dan dampaknya dapat menjadi suatu referensi bagi kita semua dalam menangani corona virus di Indonesia," kata dia.

 

Tag: jerman kalah