Cara Indonesia Berantas Teroris Dipuji
Wiranto menerangkan, Indonesia memiliki dua cara mengatasi bahaya terorisme. Pertama, hard approach yakni membasmi teroris melalui tindakan represif.
"Kemarin, ada teroris basis ISIS di Poso, kita basmi, binasakan semua," ujar Wiranto dalam sambutan rapat koordinasi Gubernur se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2018).
Kedua, soft approach yakni membina mantan pelaku terorisme dengan melakukan deradikalisme kepada mereka. Saat ini ada 103 teroris binaan yang merupakan mantan ISIS yang dikirim ke Indonesia.
"103 mantan teroris itu sudah kita bina dan sudah jadi kekuatan baru Indonesia," kata Wiranto.
Pihaknya juga terus membangun komunikasi dan silaturahmi dengan mantan pelaku terorisme dan korban aksi terorisme.
"Ini akan menjadi sebuah peristiwa yang indah dan mengharukan di mana mantan teroris dan para korban bisa saling berpelukan, meminta maaf dan memaafkan," tambahnya.
Hal ini juga sebagai momentum untuk menunjukan kepada dunia internasional, bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat toleransi tinggi.
Saat ini, pihak keamanan Indonesia juga tengah menjalin kerja sama dengan Myanmar terkait pemberantasan pidana terorisme. Karena, Myanmar dianggap merupakan salah satu basis kelompok radikal ISIS di Asia Tenggara.
"Myanmar saat ini berpotensi menjadi basis ISIS baru. Saya mengatakan Indonesia siap bantu Myanmar untuk basmi terorisi di sana," jelasnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta sejumlah pejabat daerah lain.