Pemahaman Warga Jabodetabek Soal Era New Normal
Jakarta, era.id - Pemerintah DKI Jakarta memperpanjang masa PSBB paling tidak hingga akhir Juni. Namun, PSBB kali ini disebut sebagai PSBB masa transisi menuju kenormalan baru atau new normal.
Pemerintah pusat memang tengah gencar menggaungkan era new normal agar warga bisa beraktivitas seperti normal kembali dengan kebiasaan baru sesuai protokol pencegahan COVID-19.
Tapi apa warga Jakarta sudah tahi seperti apa era new normal dengan protokol kesehatannya?
“New normal tuh sama saja kayak biasanya, jalanin kegiatan kaya biasa tapi tetap jaga jarak, tetep jaga kebersihan, harus bersih,” kata Adam, salah seorang warga di kawasan Jakarta Timur kepada era.id, Sabtu (6/6/2020).
Menghadapi era new normal, Adam mengaku serba salah dengan keadaan saat ini.
"Ya takut enggak takut ya, jadinya karena aturan lain mulu tiap hari,” sambungnya.
Berbeda dengan Adam, Natalia warga Bintaro yang bekerja di agen travel mengaku biasa saja menghadapi new normal yang dicanangkan oleh pemerintah. Bagi Natalia, kehidupannya akan sama saja seperti sebelum wabah virus korona melanda.
“Sebelum ada korona atau new normal gini tuh gue emang udah nerapin pakai masker kemana-mana, bahkan dari jaman gue kuliah di Depok,” katanya.
Kebiasaan sejak kuliah ini lah yang membuat Natalia sedikit berani menghadapi dan beraktivitas normal seperti sedia kala. Meski, dia sempat sedikit dibuat ribet dengan kebiasaan sering harus mencuci tangan.
Selama hampir dua bulan Natalia dan keluarganya mengaku sempat takut keluar rumah kerena ramainya media yang membahas bahaya virus korona baru. Makanya tak heran saat new normal mulai berlaku, ia bisa sedikit bernafas lega dan beraktivitas seperti biasanya.
Bahkan di tanggal 8 Juni 2020 nanti dia sudah bisa kembali ke kantor untuk bekerja. Ya meskipun kantornya belum bisa aktif seperti dulu dan karyawan yang masuk hanya setengahnya, hal itu sudah jadi kemajuan yang paling dia nantikan.
“Kalau orangnya masih bandel dan enggak ikutin protokol kesehatan itu virus pasti masih ada terus, tapi kalo kita nurut dan sadar sama kesehatan orang banyak pasti milih pake masker kalau pergi kemana pun,” imbuhnya
Lebih lanjut, Natalia berpesan kepada orang-orang yang bersiap menghadapi new normal untuk tetap mementingkan kesehatan, jaga jarak, dan pikirkan kesehatan orang-orang yang ada di rumah.
Selain Natalia dan Adam, ada juga Farid yang juga sudah paham era new normal lewat berita di televisi. Ia pun sudah siap menghadapi fase baru dalam hidup berdampingan dengan COVID-19.
"Yang penting pakai masker kan kalau keluar rumah?," ujarnya.
Memakai masker memang menjadi 'SOP' standar saat masa PSBB, tapi pria asal Bekasi ini tak teralalu tahu banyak soal new normal. Yang pasti yang ada di benaknya saat mendengar kata new normal adalah aktivitas sudah normal kembali.
"Artinya sudah pada buka lagi kan ya? Enggak di rumah doang," ucap pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memahami jika tak semua warga mengerti arti kenormalan baru. Oleh karena itu, dia memilih nama PSBB Transisi menuju masyarakat sehat, aman dan produktif dibanding istilah normal baru atau new normal.
Anies menggunakan pendekatan kata yang sudah familiar di telinga masyarakat.
"Kemarin itu kita diskusi, nama yang begitu dengar, tahu maknanya. Nama normal baru itu kan banyak yang belum tahu. Kalau aman, pasti tahu. Sehat, tahu. Produktif, jelas," jelas Anies dalam rapat bersama jajaran pemprov yang diunggah oleh akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, seperti dilihat, Sabtu (6/5/2020).
Penggunaan kata transisi ini bermakna fase penanganan korona belum berakhir. Fase transisi, kata Anies, menjadi jalan menuju masyarakat aman, sehat dan produktif.
"Jadi kemarin kita pilih untuk gunakan nama itu. Dan transisi itu sebetulnya untuk mengirimkan pesan bahwa ini bukan fase akhir. Ini transit, kalau ini masa transit, karena itu kita menyebutnya transisi," ucap Anies.