Beras Impor Segera Masuk Pelabuhan Nusantara
Berdasar kesepakatan dengan Kementerian Perdagangan, total 500.000 ton beras impor yang dipesan harus sampai di Indonesia sebelum tanggal tersebut. Sejumlah pelabuhan telah disiapkan sebagai pintu masuk.
Belawan di Medan, Sumatera Utara, Teluk Bayur (Padang, Sumatera Barat), Panjang (Bandar Lampung, Lampung), Merak (Cilegon, Banten), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya, Jawa Timur), Tanjung Wangi (Banyuwangi, Jawa Timur), Benoa (Denpasar, Bali) hingga Tenau (Kupang, NTT).
Perum Bulog sebagai pelaksana impor menjelaskan, beras impor akan digunakan sebagai cadangan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan tak terduga, misalnya kemiskinan, kerawanan pangan dan situasi tertentu lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selain itu, impor dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras di dalam negeri. Menurut Bulog, pemerintah akan tetap memprioritaskan hasil bumi petani lokal. Dan beras impornya, akan disimpan di Gudang Bulog.
“Jadi, tidak perlu khawatir. Bulog punya 1.400 lebih unit gudang yang tersebar di 26 Divisi Regional dengan kapasitas simpan seluruhnya kurang lebih 4 juta ton” ungkap Sekretaris Perum Bulog Siti Kuwati dalam rilisnya, Rabu (7/2/2018).
Meski telah mendapatkan izin kuota impor hingga 500.000 ton, Bulog hingga saat ini baru menandatangani pemenuhan 281.000 ton, yang dipecah dalam kontrak bersama enam perusahaan yang berasal dari Vietnam dengan total 141.000 ton, Thailand (120.000 ton) dan India (20.000 ton).
Izin impor Bulog telah tertuang dalam Surat Menteri Perdagangan Nomor 94/M-DAG/SD/1/2018 tertanggal 15 Januari 2018. "Bahwa Bulog dapat melakukan impor beras untuk keperluan umum dengan broken di atas 5 persen sampai dengan 25 persen dan keperluan lain dengan broken 0 - 5 persen," tutur Siti.
Menurut Siti, sejatinya ada delapan perusahaan yang lolos tahapan negosiasi harga. Namun, karena keterbatasan waktu izin impor, dua perusahaan asal Pakistan batal menandatangani kontrak.
(Infografis: era.id)