Adik Zayn Malik Dibully Haters, Bayinya Juga Diancam

Jakarta, era.id - Adik Zayn Malik bernama Safaa yang menikah usia 17 tahun pada September 2019 kini menjadi perbincangan warganet. Safaa dibully karena melahirkan bayi perempuan pada Januari 2020. Bukan dia saja yang dierang haters, tetapi bayinya juga mendapat pesan ancaman kematian.

Dikutip dari Daily Mail, Rabu (10/5/2020), Safaa melahirkan putrinya Zaneyah pada Januari, hanya empat bulan setelah Safaa dan suaminya, Martin Tiser menikah. Ancaman itu bermula dari teman Safaa yang mengunggah foto bayinya yang masih lima bulan  di Instagram.

Kemudian ada seorang warganet yang mengirim pesan nyinyir karena dia hamil di luar nikah. Tak terima, akun lain membela Safaa dengan ungkapan marah. Tetapi haters bukan minta maaf, malah menjadi-jadi.

"Anakmu jelek. Menikah hanya untuk menutupi fakta sudah hamil," tulis haters yang tidak diketahui namanya.

"Saat bayinya mati maka kamu akan mendengarnya. Semoga bayinya mati, dia jelek," tulisnya.

Safaa mengetahui jika putrinya jadi korban ancaman kematian. Ia membagikan isi tangkapan layar pesan itu melalui akun Instagram-nya.

"Dunia ini menjijikan," tulis Saffa sembari membagikan isi pesan komentar jahat di Instagram Story-nya.

Sebelumnya, Safaa menuliskan perasaaan dirinya menjadi seorang ibu.

"Menjadi ibu muda berarti kita bisa bertemu lebih cepat, tetapi itu juga bisa mencintaimu sedikit lebih lama," tulisnya di Instagram.

"Banyak orang bilang hidupku akan berakhir jika punya anak. Tetapi, hidupku baru saja dimulai dan kamu tidak bisa mengambil masa depanku. Kamu memberikanku yang baru. Repost jika kamu ibu yang bangga," lanjutnya.

Diketahui, Safaa adalah anggota keluarga termuda dan masih bersekolah. Upacara pernikahan yang diselenggarakan terbilang sederhana di kediaman orangtuanya di Bradford.

Disisi lain, Zayn Malik dan kekasihnya, supermodel Gigi Hadid saat ini tengah bahagia. Gigi dikabarkan tengah hamil 6 bulan dan akan menyambut anak pertamanya pada September 2020.

Tag: inisial artis ac pembunuhan hari perempuan internasional