Dampak Positif Pandemi: Regenerasi Alami Hutan dan Tumbuhan
Hal itu dikarenakan pandemi COVID-19 membatasi kegiatan dan pergerakan manusia yang menyebabkan lahan bervegetasi permanen seperti hutan, kebun dan taman-taman yang merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) mengalami penurunan tekanan dari pergerakan orang.
"Kondisi ini sangat positif bagi regenerasi alami tumbuhan dan hutan," kata Pratiwi dalam seminar virtual Teras Inovasi: Bincang Seru Profesor "Pengelolaan DAS dalam Mendukung Era New Normal", di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Pada kondisi sebelum pandemi, banyaknya aktivitas manusia terkait alih fungsi lahan hutan untuk penggunaan lain dan kerusakan hutan serta lingkungan berdampak buruk pada ekosistem DAS dan lingkungan hidup serta berkontribusi terhadap bencana hidrometeorologi.
Pratiwi menuturkan dengan pembatasan pergerakan orang, ada peluang bagi plasma nutfah secara alami bertumbuh kembang dengan baik.
Kondisi itu juga memberikan peluang peningkatan akumulasi serasah, biji-bijian, tumbuhan berkecambah dan tumbuh menjadi bibit yang lebih bagus.
Pratiwi menuturkan kesadaran masyarakat untuk tidak mengganggu hutan atau lahan yang bervegetasi permanen, mungkin dapat dikembangkan pada masa normal baru (new normal), dan itu sangat bermakna bagi perbaikan ekosistem DAS.
Pratiwi menuturkan alih fungsi hutan menjadi penggunaan lahan lain sering kali menyebabkan degradasi hutan dan lahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi hidrologi daerah aliran sungai.
Perubahan kondisi hidrologi akan menurunkan jasa lingkungan hidup di dalam DAS dan akhirnya kehidupan yang ada di dalam DAS itu juga akan terpengaruh.
Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan sumber daya hutan, lahan dan air dalam DAS yang berkelanjutan agar kehidupan menjadi lestari.