Kosakata Anies-Sandi yang Bikin Bingung
Gubernur DKI Anies Baswedan kerap menggunakan kosakata baru dalam penataan tata kota ibu kota. Padahal sebenarnya kosakata itu sama saja artinya dengan yang pernah diucap gubernur sebelumnya.
Misalnya saja Anies menolak memakai frasa gusur untuk menertibkan warga yang tinggal dipinggiran kali. Mantan menteri pendidikan ini lebih senang menggunakan kata 'geser' yang artinya sama memindahkan penduduk dari satu lokasi ke lokasi lain. Anies juga sempat menyebut warga yang 'digeser' nantinya akan dipindahkan ke rumah 'berlapis'.
Yang teranyar penggunaan kata naturalisasi sungai. Frasa ini lekat di pikiran masyarakat tentang pemain sepak bola asing yang masuk dan menjadi warga negara Indonesia sehingga disebut pemain naturalisasi. Merujuk pada Kamus Bahasa Indonesia, naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing; hal menjadikan warga negara; pewarganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
"Salah satunya ada soal naturalisasi sungai. Bagaimana sungai itu bisa mengelola air dengan baik. Bagaimana mengamankan tidak melimpah, tapi juga ekosistem sungai dipertahankan," kata Anies, Rabu (7/2) lalu.
Bagi pengamat komunikasi politik, Lelly Arrianie Anies maupun Sandi kerap kehilangan konsep komunikasi yang ingin disampaikan. Alhasil pernyataan yang dilontarkan malah melahirkan banyak pertanyaan balik.
"Sehingga harus memilih dan memilah yang keluar justru yang tidak subtansif," kata Lelly kepada era.id saat dihubungi, Jumat (9/2/2018).
"Dianggap bisa menjawab pertanyaan padahal enggak, malah membingungkan," sambungnya.
Lelly memberi saran, sebaiknya Anies-Sandi tidak perlu mengeluarkan pernyataan yang seakan-akan cuma ingin mematik perhatian publik. Dengan status pemimpin ibu kota, apa yang mereka kerjakan pasti akan jadi sorotan.
"Jadi sebenarnya, tanpa harus mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak jelas yang kontroversi, mereka tetap akan dicari oleh media," jelas Lelly.
"Fokus aja kerja, bilang ini sedang kami cari jalan keluar, kami sedang kordinasikan, gitu aja," pintanya.
Lelly juga melihat, banyak gaya simbolis Anies-Sandi yang justru tidak elok dilihat. Maksud hati ingin lebih dekat dengan masyarakat, buat Lelly justru kurang baik.
"Sandi ingin menunjukan warga Jakarta perlu olah raga makanya dia datang ke Balai Kota makai legging polos, ini malah enggak enak dilihat," tutupnya.
Tidak hanya Lelly, gaya komunikasi Anies-Sandi sebelumnya juga sudah menjadi sorotan anggota DPRD dari Hanura Ruslan Amsyari. Katanya, keduanya lebih sering berbicara dan pencitraan dibanding bekerja. Dia mengambil contoh kasus Tanah Abang.
"Hari ini kan kerepotan mau di kemanakan (pedagang) kalau blok G dibongkar kan harus berpikir lagi, pesan saya enggak perlu lagilah pencitraan ayok bekerja," tutup Ruslan.