Kendala Belajar Jarak Jauh: Sulitnya Akses Internet Sampai Keberatan PR

Bandung, era.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) telah melakukan survei terkait kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dialami para murid maupun orang tua. Hasil survei menunjukkan masih ada murid yang berada di lokasi blank spot atau kesulitan mengakses internet.

Orang tua juga keberatan PJJ justru meningkatkan tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan anak-anak mereka.

Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi bilang, seluruh SMA/SMK di Jabar masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran secara daring, termasuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2020/2021 pada Senin lalu (13/7).

Sementara survei Disdik Jabar merangkum tujuh kendala besar yang dirasakan orang tua maupun peserta didik.

Pertama, kata Dedi, orang tua terbebani kuota internet. Kemudian, orang tua kesulitan mendampingi anak dalam pembelajaran secara daring. Ketiga, orang tua berharap anak mandiri mengikuti PJJ.

"Peserta didik juga berharap pembelajaran dari tidak dipenuhi tugas," kata Dedi Supandi, dalam keterangan persnya yang dikutip Rabu (15/7/2020).

Dari sisi materi, siswa membutuhkan penyampaian materi yang lebih komunikatif dan kontekstual. Di sisi lain, orang tua dan siswa sulit berkomunikasi langsung dengan guru. "Terakhir, ada beberapa SMA/SMK yang tidak memiliki akses internet," ucap Dedi Supandi.

Disdik Jabar dinyatakan sudah menempuh sejumlah upaya untuk mengatasi berbagai kendala yang dialami orang tua dan peserta didik dalam melakoni PJJ. Diharapkan pembelajaran daring bisa berjalan optimal.

Pemberian PR bertujuan agar menempatkan siswa, orang tua, pengawas, dan guru memiliki tugas masing-masing. Selain itu, semua pihak diharapkan berinovasi, khususnya guru dalam menyampaikan materi secara interaktif.

Sedangkan mengatasi kendala biaya kuota internet, Disdik Jabar sudah mengalokasikan biaya internet melalui dana BOS.

Namun, Disdik Jabar masih menghadapi lokasi blank spot. Masalah ini akan diatasi dengan pengiriman modul-modul belajar melalui Pos. Guru juga akan dikerahkan untuk datang ke rumah peserta didik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Itu kami lakukan supaya pembelajaran daring tetap berlangsung optimal," ucap Dedi.

Ia menekankan, komunikasi orang tua, guru, dan peserta didik amat krusial dalam pembelajaran daring. Ia mengimbau kepada semua pihak untuk menggunakan aplikasi termudah, seperti aplikasi pesan singkat, dalam memberikan materi pembelajaran dan forum tanya jawab.

Intinya, inovasi-inovasi tersebut agar terjadi pembelajaran tanpa tatap muka. "Sebab, kami utamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, Pada akhirnya, komunikasi sangat penting dalam pembelajaran daring melalui teknologi komunikasi yang mudah diakses," kata Dedi. 

 

Tag: psbb