Ratusan Negara Bakal Dapat Vaksin COVID-19 Lewat Aliansi Gavi
Seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (16/7/2020), aliansi vaksin Gavi mengumumkan bahwa ada 75 negara pendonor yang bergabung ke "Covax facility" mereka, mendukung 90 negara berpenghasilan rendah yang memerlukan bantuan dalam mengadakan vaksin korona yang tengah dicari belakangan ini.
Gavi memasarkan program distribusi vaksin tersebut sebagai "asuransi" bagi negara-negara kaya yang telah memiliki perjanjian dengan pusat-pusat eksperimen vaksin COVID-19. Desainnya adalah bahwa saat vaksin virus korona ditemukan, pertama-tama, seluruh anggota program Covax akan mendapat suplai vaksin sebanyak 20 persen populasi masing-masing negara. Namun, negara-negara pendonor, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, akan mendapatkan jatah tambahan stok vaksin sesuai yang diperlukan.
Program Covax juga mendorong negara-negara untuk mengembalikan suplai vaksin yang tidak mereka perlukan.
"Bagi banyak negara, entah mereka punya dana atau tidak, program ini menjadi garansi bahwa mereka akan memperoleh sejumlah vaksin COVID-19 dan tidak lantas antri di urutan belakang," kata CEO Gavi Seth Berkley dalam sebuah pernyataan tertulis.
Namun, sejumlah ahli mengkritik program Gavi lantaran membuat vaksin COVID-19 yang jumlahnya terbatas rentan diborong negara-negara kaya. Gavi mengaku mereka akan membicarakan solusi atas hal ini dengan negara-negara terkait.
Total terdapat 165 negara, atau 60% populasi global, yang berminat ikut program distribusi vaksin Gavi. Aliansi ini berusaha mencari dana hingga 2 milyar dolar untuk membeli vaksin COVID-19 ketika sudah tersedia nanti.