Hasto: Pemimpin Tidak Menghalalkan Segala Cara

Jakarta, era.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengkritik Bupati Ngana Marianus Sae setelah ditangkap OTT KPK. Menurutnya, calon pemimpin maupun petahana yang maju dalam konstestasi Pilkada Serentak sepatutnya tidak menghalalkan segala cara untuk menang.

"Apa yang terjadi menunjukkan pentingnya pemimpin yang berkeadaban, pemimpin yang tidak menghalalkan segala cara, dan pemimpin yang bertanggung jawab secara moral untuk menjadikan rakyat sebagai sumber inspirasi kepemimpinanya," kata Hasto melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (12/2/2018).

Meski PDIP memilih mencabut dukungan Marianus dalam pencalonan Gubernur Nusa Tenggara Timur, dia mengatakan partainya terus mencermati persoalan tersebut guna mencari motif-motif politik di balik kasus yang terjadi.

Dengan dicabutnya dukungan terhadap Marianus, maka bakal calon Wakil Gubernur NTT Emiliana Nomleni menjadi calon tunggal yang didukung PDIP dalam Pilkada NTT 2018. Hasto menjelaskan PDIP akan fokus untuk kemenangan Emiliana di Pilkada NTT 2018.

"Dengan demikian kepentingan PDI Perjuangan di NTT adalah penguatan kepemimpinan Emiliana Nomleni. Partai akan terus mencermati dinamika politik Pilkada tersebut," katanya.

Marianus ditangkap KPK bersama Ketua Tim Penguji Psikotes Calon Gubernur NTT, Ambrosia Tirta Santi pada Minggu (11/2) pukul 10.00 WIB. Marianus diduga menerima suap proyek di Kabupaten Ngada dari Direktur PT Sinar 99 Permai, Wilhelmus Iwan Ulumbu sebesar Rp4,1 miliar. Dana itu diduga untuk kepentingan Pilkada NTT 2018. Kini, Marianus telah ditetapkan KPK sebagai tersangka bersama Wilhelmus.

Marianus dijerat Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

(Infografis: era.id)

Tag: sekjen pdi perjuangan hasto kristiyanto pilkada 2018