Satgas COVID-19 'Kejar' Target Jumlah Pemeriksaan PCR Standar WHO
ERA.id - Pemerintah mengklaim hingga saat ini sudah bisa melakukan pengujian COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) mencapai 30.261 spesimen dengan jumlah orang yang diperiksa 17.859. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka pemeriksaan tersebut akan terus meningkat.
"Jumlah pemeriksaan spesimen per tanggal 29 Juli tahun 2020 sudah mencapai 30.261 spesimen dengan jumlah orang yang diperiksa 17.859," ungkap Wiku di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (30/7/2020).
Wiku mengatakan, pemerintah akan terus meningkatkan angka pemeriksaan PCR untuk dapat memenuhi standar minimal pemeriksaan WHO yaitu 1000 per 1 juta penduduk setiap minggunya. Pemerintah, kata dia, akan mengupayakan testing untuk melakukan tracking dengan baik dan benar.
Menurut Wiku, tracing yang baik dan benar tidak mungkin dilakukan tanpa ada dukungan testing yang luas dan cepat, serta kerjasama keterbukaan dari seluruh warga negara di Indonesia.
"Hasil testing ini akan digunakan sebagai dasar treatment apabila cukup isolasi mandiri atau perlu dilakukan isolasi di rumah sakit, atau perlu pengobatan," ucap Wiku.
Wiku juga menyampaikan pada saat ini sudah terdapat lebih dari 300 laboratorium yang mampu melakukan pemeriksaan COVID-19. Laboratorium tersebut terdiri dari 11 Kementerian lembaga yaitu dari Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, asosiasi rumah sakit swasta, kemendikbud dikti, kemenristek Badan POM, Kementerian Pertanian, BUMN, TNI Polri, dan kementerian agama.
Meski demikian, pemerintah masih belum bisa mengumumkan perkembangan kasus harian COVID-19 bisa diakes secara real time.
"Kami Perlu sampaikan bahwa memang kami belum bisa melaporkannya secara real-time tapi upaya keras kita lakukan dengan peningkatan integrasi data agar kami bisa melaporkan lebih cepat sehingga mendekati real time," tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Komite untuk fokus pada delapan provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua. Sebanyak 78 persen kasus COVID-19 di Tanah Air berasal dari delapan provinsi ini.
Strategi pengendalian ini menurutnya perlu diikuti dengan tracing, testing, and treatment (3T) kasus korona secara masif dan agresif. Selain itu, kekurangan alat kesehatan seperti mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), kapasitas laboratorium, Alat Pelindung Diri (APD), dan peralatan rumah sakit lainnya harus diselesaikan
"Untuk tes virus corona, kita perlu lebih banyak uji tes PCR dan laboratorium. Saya optimistis kita dapat mencapai target 30 ribu (spesimen per hari)," kata Jokowi.