Dekati Akhir Transisi Brexit, Inggris Siapkan Stok Obat Untuk 6 Minggu
ERA.id - Mendekati akhir masa transisi Brexit pada tanggal 31 Desember 2020, Inggris meminta perusahaan farmasinya untuk memastikan stok obat aman selama enam minggu pasca akhir tahun tersebut.
Seperti dilaporkan The Guardian, Kementerian Kesehatan dan Layanan Sosial (DHSC) telah mengirim surat ke para supplier obat agar menambah stok obat mereka.
Surat itu, yang dirilis pada Senin (4/8/2020), juga menginformasikan bahwa para menteri tidak akan memperpanjang masa transisi Brexit lebih dari tanggal 31 Desember 2020, meskipun terdapat pandemi virus korona.
Perusahaan obat di Inggris disarankan untuk memperhatikan berbagai skenario yang mungkin terjadi, misalnya terbatasnya lalu lintas di perlintasan sungai Channel di antara kota Calais dan Dover.
"Kami paham bahwa rantai pasok global sedang dalam tekanan akibat dampak COVID-19," tulis surat tersebut. "Namun, kami mendorong perusahaan untuk menambah jumlah stok obat sebagai bagian dari rencana cadangan."
Saran tersebut keluar di tengah ketidakpastian apakah Inggris dan Uni Eropa bisa mencapai kesepakatan sebelum akhir periode transisi Brexit.
Negosiator utama Brussel, Michel Barnier, mengatakan bahwa posisi London membuat prospek kesepakatan tersebut "saat ini tidak memungkinkan."
Wakil kepala konsul British Medical Association, Dr David Wrigley, khawatir bahwa waktu yang hanya tersisa beberapa bulan lagi tidak cukup untuk mempersiapkan stok obat untuk musim dingin yang diprediksi akan cukup menantang.
"BMA terus memperingatkan dampak berat terhadap NHS (layanan kesehatan Inggris) dari tidak adanya kesepakatan Brexit."