Aksi Pasukan Garuda TNI Ikut Evakuasi Korban Ledakan di Beirut Lebanon
ERA.id - Satgas Kontingen TNI dalam satgas Garuda (Konga) XXIII-N/United Nation Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) ikut bergerak ke lokasi ledakan di Beirut, Lebanon untuk memberikan pertolongan. Saat ini mereka sudah menerjunkan satu unit ambulans dari Hospital Level 1.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Jenderal TNI Victor Hasudungan Simatupang mengatakan, ambulans tersebut dipimpin oleh Kapten Doni Saputra dan seorang anggotanya Serka Syehta. Ambulans tersebut dikemudikan oleh seorang supir dari Ambulance India CSGT Musthaq Bhat.
"Sekarang meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi korban ledakan atas perintah UNIFIL FC," ujar Victor saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (5/8/2020).
Selain itu, dia menyebutkan sudah ada anggota Satgas Konga yang berangkat terlebih dulu untuk membantu mengevakuasi korban ledakan.
"Anggota kita Satgas Hospital Level 2 telah berangkat dari Naquora untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut," katanya.
Sebelumnya, Sebuah ledakan besar di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 50 orang, melukai lebih dari 3.000 orang. Ledakan ini berimbas kepada hancurnya jendela, batu dan membuat jalanan di ibu kota Libanon itu bergetar.
Gudang yang meledak dikabarkan menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan bahan untuk pupuk dan peledak.
Dilansir Reuters, para pejabat mengatakan, mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat saat proses evakuasi nanti. Ledakan ini adalah yang paling kuat dalam beberapa tahun yang melanda Beirut, yang sudah pulih dari krisis ekonomi dan lonjakan infeksi COVID-19.
Dubes RI di Lebanon, Hajriyanto Y Thohari mengabarkan bahwa seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
Sementara Kedutaan AS di Beirut memperingatkan warga di kota itu tentang laporan gas beracun yang dikeluarkan oleh ledakan itu. Mereka mendesak setiap orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengenakan masker.