Aghdam: Tempat Berdirinya Masjid yang Dijadikan Kandang Babi

ERA.id - Sebuah masjid bersejarah di ‘bekas’ kota kecil wilayah negara Azerbaijan, di Kota Aghdam, dijadikan kandang babi karena sudah lama terbengkalai. Masjid itu tanpa nama.

Dilansir dari Anews, masjid ini merupakan bangunan monumental Islam abad ke-19 yang dibangun oleh arsitek Karbalayi Safikhan Qarabakhhi sejak 1868 hingga 1870. Kala itu, Agdam masih menjadi pusat perdagangan penting di wilayah tersebut.

Arsitektur Masjid Aghdam memiliki semua fitur khas Qarabagh, wilayah kuno di negara tersebut. Namun sayangnya, kini masjid cantik itu terbengkalai. Di sisi lain, alih fungsi masjid itu disebut-sebut sebagai bagian dari kampanye anti-Islam setelah agresi Armenia dan Azerbaijan beberapa tahun silam tepatnya pada 23 Juli 1993.

Tak hanya itu, pada Februari 1992, sejarah kelam soal pembantaian besar-besaran terjadi di wilayah ini, yakni penduduk Azerbaijan diserang dan jadi korban oleh pasukan dari Khojaly, yaitu sebuah kota di Distrik Khojaly Republik Azerbaijan.

Sebagai akibat dari tragedi berdarah tersebut, ribuan orang Azerbaijan terbunuh dan hilang. Beberapa penduduk yang tersisa juga memilih pergi meninggalkan kota tersebut.

Keberadaan kota ini perlahan menghilang setelah terjadi perang pada 1993, yang dikenal dengan Perang Nagorno-Karabakh, antara pemerintah Azerbaijan dengan tentara Karabakh yang didukung Armenia.

Aghdam kini jadi kota mati, penduduk memilih pergi. Tak ada lagi sisa kota yang cukup maju. Apalagi kabar dan kebanggaan atas populasi penduduknya yang pernah mencapai 150.000 jiwa. 

Banyak bangunan di Aghdam yang dirusak oleh tentara Armenia dan akhirnya ditinggalkan oleh penduduknya. Mereka banyak yang berpindah ke kota atau negara lain seperti Iran.

Sejak itu, beberapa warga Armenia mulai menempati Agdham dan menjarah beberapa barang di bekas rumah penduduk. Begitu juga semua warisan budaya rakyat Azerbaijan dihancurkan.

Lebih dari 120.000 penduduk meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh untuk menyelamatkan hidup mereka. Satu-satunya bangunan yang dibiarkan berdiri hanyalah Masjid. Hal itu dilakukan dengan sengaja, bahkan tentara Armenia menggunakan bangunan masjid sebagai kandang sapi.