Penyintas Kekerasan Seksual, Daisy Coleman Meninggal Bunuh Diri
ERA.id - Penyintas kekerasan seksual yang juga bintang film dokumenter Netflix, Daisy Coleman ditemukan meninggal akibat bunuh diri. Berita kepergiannya disampaikan oleh Ibundanya, Melinda Coleman lewat postingan Facebook pada Selasa (4/8/2020).
"Anak perempuan saya Catherine Daisy Coleman bunuh diri malam ini. Dia adalah sahabat saya dan putri yang luar biasa," tulis Melinda dalam laman Facebooknya, Kamis (6/8/2020).
Daisy Coleman adalah satu dari sekian banyak penyintas kekerasan seksual yang cukup kuat dan bertahan melawan trauma di kehidupannya. Terlebih trauma masa lalu yang dialaminya pada tahun 2012. Saat itu dia baru berusia 14 tahun yang menjadi korban pemerkosaan saat menghadiri sebuah pesta di Maryville, Missouri.
Parahnya bukan cuma mengalami pemerkosaan dan kekerasan seksual saja, Daisy juga ditinggal di luar rumah dengan hanya menggunakan baju tipis di cuca yang dingin. Bahkan beberapa remaja yang melihat bukan membantu Daisy, tetapi malah merekam kejadian yang menimpanya.
Pelaku, Matthew Barnett yang juga tercatat sebagai cucu dari mantan perwakilan Partai Republik pun dijadikan tersangka. Dia didakwa atas kejahatan pelecehan seksual dan dijatuhi hukuman empat bulan penjara.
Namun, hukuman itu akhirnya dibatalkan, pelaku hanya didakwa melakukan pelanggaran ringan yang membahayakan anak di bawah umur. Begitu juga dengan hukuman penjara yang diterimanya. Barnett hanya dijatuhi hukuman masa percobaan selama dua tahun.
Sejak kasusnya menyebar dan ramai diperbincangkan, Daisy mengalami perundungan dari berbagai pihak. Bahkan kediamannya pun sempat dibakar oleh orang tak bertanggung jawab. Atas semua kekacauan itu, Daisy sempat mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Kasus pemerkosaan yang menimpa Daisy ini pun kemudian diangkat menjadi film dokumenter Netflix berjudul Audrie & Daisy tahun 2016. Di mana film ini membahas tentang kasus pelecehan seksual dan budaya internet (perundungan) yang membuat trauma para korban.
"Sejujurnya saya tidak memiliki perasaan dendam padanya (pelaku). Saya telah melalui bertahun-tahun membenci diri sendiri dan bertanya pada diri sendiri, menagapa saya? Saya perlu memaafkan diri sendiri atas apa yang terjadi," kata Daisy lewat wawancara bersama People tahun 2017.
Ibunda Daisy, Melinda mengatakan anaknya tidak pernah benar-benar pulih dari masa-masa kelam yang dia alami sebelumnya. Hal ini pun membuat pihak keluarga merasa tak adil dengan apa yang terjadi.
Selama menjalani masa penyembuhan dari taruma yang dialami, Daisy dikenal sebagai salah seorang yang mendirikan organisasi pelecehan seksual, SafeBAE atau Safe Before Anyone Else tahun 2017. Organisasi itu dia dirikan dengan tujuan mencegah orang lain menanggung kekerasan seksual sendirian.
"Kami hancur dan terkejut dengan kematiannya dari bunuh diri. Dia telah menjalani terapi EMDR selama 2 tahun, mencari pemicunya dan penyembuhan dari banyak trauma dalam hidupnya. Dia berjuang lebih lama dan lebih keras dari yang pernah kita ketahui," bunyi pernyataan SafeBAE, Kamis (6/8/2020).