Bedah Teknologi Seragam TNI Terbaru dari Sepatu, Seragam, Sampai Helm

ERA.id - Pengusaha Sandiaga Uno menemui Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Andika Perkasa. Pada kesempatan tersebut, mereka membahas komposisi lokal pada seragam TNI.

Mulanya Sandi menunjukkan produk sepatu lokal yang dipakainya. Ia pun menyinggung produk lokal telah menjadi industri yang mendukung TNI AD.

"Betul, jadi Parabellum mulai tahun lalu. Saya masuk sini, saya kasih anggaran. Karena saya kan selektif. Jadi desain bagus. Tahun kedua, saya kasih lagi," kata Kasad Andika dalam Youtube Sandiuno TV dikutip Rabu (19/8/2020).

Kasad Andika mengatakan bila ada produk lokal, maka dia akan memilihnya sebagai prioritas. Meskipun spesifikasinya sesuai dengan standar militer.

"Kalau dari baju ini misalnya, baju yang dipakai satu ini (Seragam TNI AD), berapa kira-kira komposisi lokalnya? Apa ini sudah 100 persen lokal?" kata Sandi dalam Youtube TNI AD, Rabu (19/8/2020).

Kasad Andika menjelaskan seragam prajurit TNI AD tak sepenuhnya berasal dari industri lokal. Tapi memang sebagian besar dibuat dari industri lokal. 

"Tetapi memang ada yang masih diimpor, tapi saya lebih suka jangan asal lokal aja, tapi harus bisa bersaing. Karena yang saya inginkan, saya pakai ini ITP Safe, ITP safe itu Integrated Personal Protection, mulai dari helm dan rompi anti peluru,” jelas Kasad.⁣

Andika menjelaskan pada rompi anti peluru TNI AD, bajanya merupakan teknologi terbaru dengan berat 1,2 kilogram. Baja tersebut saat ini belum memakai industri lokal. 

"Sebelumnya waktu jaman saya masih muda banget mas, masih umur 24, (berat baja rompi anti peluru) 4 kilo satu mas, kita kan di kopassus, bagian antiteror. Itu dari luar negeri, tapi dulu masih mungkin baja beneran. Jadi ini belum bisa diproduksi," kata Kasad Andika.

Andika menambahkan bukan berarti domestik harus dibuat semuanya di Indonesia. Tapi harus efisien. Ia pun membandingkan desain seragam baru dengan seragam lama. Helmnya pun lebih kuat tapi lebih ringan.

"Jadi kita begitu sebelahan sama tentara negara maju, kalau sekarang bangga. Ngga beda jauh juga harganya," kata Andika.

Untuk teknologi helmnya, Kasad Andika menjelaskan dulu peluru memantul saat terkena helm. Tapi saat ini peluru seperti 'ditangkap' helm tersebut. Mereka juga membandingkan sepatu yang dipakai TNI saat ini.

Sandi menghitung penjahit atau konveksi yang terserap lapangan kerja seragam ini banyak sekali. Hal itu pun diakui Kasad Andika. 

"Kita mesti denger nih dukungan Pak Kasad buat industri dalam negeri," kata Sandi.