Pidato Trump Langgar Etika Kampanye AS

ERA.id - Ribuan ASN federal Amerika Serikat menghadiri sesi hari terakhir Konvensi Partai Republik di Gedung Putih yang telah 'disulap' menjadi arena kampanye Donald Trump, Kamis (27/8/2020), memicu kritik dari pakar etika politik mengenai pelibatan aparatur sipil dalam agenda politik.

Sementara 1.500 lebih pendukung Trump, yang terdiri dari keluarga dan anggota kabinet, hadir di taman bernama South Lawn, pada malam pungkasan itu layar berukuran besar yang menayangkan logo kampanye Trump-Pence dipasang di kedua sisi koridor Gedung Putih.

Donald Trump, yang berpidato mulai pukul 10:24 waktu setempat untuk menyatakan penerimaan nominasinya, pun sempat mengekspresikan kepuasannya bisa menyelenggarakan kampanye di kantor presiden. Di tengah pidatonya, ia berbalik badan dan menunjuk ke arah Gedung Putih.

"Faktanya adalah bahwa kita berada di sini, dan mereka tidak," kata Trump mengacu kepada para anggota Partai Demokrat.

Sistem hukum di Amerika Serikat melarang aparatur sipil terlibat dalam aktivitas politik di dalam gedung pemerintahan atau ketika sedang bekerja. Aturan ini disebut dengan nama the Hatch Act.

Dalam acara-acara seperti Konvensi Partai Republik yang berada di Gedung Putih, meski Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence dikecualikan, namun, beda halnya dengan seluruh staf dan aparatur sipil yang datang di acara tersebut.

Hal ini juga disuarakan oleh pakar etika politik Norm Eisen yang menjabarkan pidato Trump di Gedung Putih malam lalu sebagai "pelanggaran the Hatch Act paling mahsyur dalam sejarah Amerika Serikat."

Namun, banyak pakar harus sering-sering menghela nafas karena nyatanya Presiden Trump dan stafnya tak keberatan melanggar aturan protokol kampanye politik. Selasa lalu, Sekretaris Negara Mike Pompeo menyampaikan pidato kampanyenya atas Trump saat sedang berdinas di kota Yerusalem. Sementara itu, Ibu Negara Melania Trump menyampaikan pidatonya dari salah satu taman bernama Rose Garden di Gedung Putih.

"The Hatch Act adalah tembok yang berdiri di antara kewibawaan suatu pemerintahan dengan para kandidat," kata Walter Shaub, eks kepala Kantor Etik Pemerintahan AS. "Saat ini, seorang kandidat merobohkan tembok itu dan mencaplok kekuasaan bagi kampanye pribadinya."