Anak Menteri Pertanian Jadi Komisaris di Petrokimia Gresik

ERA.id - Anak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yakni Indira Chunda Thita dapat jabatan penting di kursi BUMN, yakni menjadi Komisaris Independen Petrokimia Gresik.

Di Petrokimia Gresik, ia mendampingi Komisaris Utama: Nugroho Purwanto (mantan direksi PT Petrogres); Komisaris: Yoke C Katon (profesional); Komisaris: Achmad Sigit D (sekjend Kemenperin); Komisaris: Heriyono Harsono (mantan Staf ahli KSAD/bravo 5); Komisaris Independen : Mahmud Nurwindu (teman sekolah Presiden Jokowi)

Serta Direktur Utama: Dwi Satriyo Annugroho (mantan Dirut PTPN X); Direktur Keuangan & Umum: Dwi Ary Purnomo (mantan staf deputy Kemen BUMN); Direktur Operasi & Produksi: Digna Jatiningsih (eks Pupuk Kaltim).

Sekadar diketahui, perempuan yang akrab dipanggil Thita ini sebelumnya menjadi anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian. Tak jauh dari posisi yang dijabat ayahnya sekarang.

Saat itu dengan mengendarai PAN, sewaktu ayahnya menjabat Gubernur Sulsel, Thita melenggang dengan mulus selama 2 periode di kontestasi berebut suara demi menduduki kursi di DPR RI.

Thita menjadi Anggota DPR RI dua periode pada 2009-2019 dari PAN. Lalu pada Pemilu 2019, ia mundur dari PAN dan pindah ke Partai Nasdem mengikuti bapaknya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sendiri, pernah menjabat Gubernur Sulawesi Selatan dua periode. Pertama, pada 2008 lalu dan yang kedua pada 2013. Selama 10 tahun, ia menjadi "penguasa" Sulsel.

Keluarga Thita banyak yang jadi politisi. Sebut saja pamannya, yakni Irman Yasin Limpo, yang kini mengikuti Pilkada Makassar sebagai calon wali kota dengan menggandeng anak Nurdin Halid, Zunnun Halid.

Selain itu, mendiang pamannya yang lain lagi, yakni Ichsan Yasin Limpo, juga pernah menjabat bupati Gowa, Sulsel, 2 periode. Kini, setelah Ichsan, tongkat estafet diberikan kepada sepupu Thita yang juga anak Ichsan, Adnan Purichta.

Bukan hanya itu saja. Tante dari Thita atau adik dari Syahrul, Dewie Yasin Limpo, pernah juga mencatatkan namanya sebagai anggota DPR RI Komisi VII lewat partai Hanura. Belakangan, ia ditangkap karena menerima suap terkait pengadaan anggaran untuk pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua.