Soal 'Paha Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan', PDIP: Demokrat Miskin Ide

ERA.id - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito geram atas tindakan yang sangat memalukan dari cuitan petinggi Partai Demokrat bernama Cipta Panca Laksana tentang ‘'paha calon wakil walikota Tangerang Selatan’'.

Hal tersebut lantaran, cuitan tersebut mengarah pada satu-satunya calon Wakil Walikota perempuan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. 

“Elit Partai Demokrat miskin ide, cuitan sosmednya tidak bermoral. Seharusnya politik itu membangun peradaban, melihat perempuan itu sebagai jalan kebudayaan. Perempuan itu kepakan sayap Indonesia Raya dan sederajat dengan laki-laki bukan sebaliknya malah merendahkan martabat perempuan," kata Wanto Sugito, Minggu (6/9).

Kendati demikian, Wanto Sugito yang juga aktivis 98 UIN Syarif Hidayatullah itu merasa heran dan memaklumi gaya kader Demokrat tersebut yang selalu melihat perempuan dari sensualitasnya bukan dari daya juangnya. 

“Rakyat semakin mencatat bahwa partai besutan SBY tersebut memang tidak punya akar idealisme yang kuat. Contohnya saja jaman SBY lah HTI itu besar,” tegas pria yang akrab disapa Klutuk itu. 

Wanto menilai, perbuatan tersebut bisa dikategorikan sebagai serangan seksual non kontak fisik.

“Bisa saja termasuk tindak pidana karena telah melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat dan karena viral menjadi konsumsi publik,” katanya. 

Kata politisi muda PDI Perjuangan itu, Panca itu DPP Partai Demokrat yang harusnya ikut mendidik masyarakat, bukannya malah jadi aktor pelecehan.

Di luar itu, Wanto Sugito juga menyesali tindakan politik paslon pilgub Sumbar Mulyadi-Ali Mukhni yang diusung oleh Demokrat, lantaran mengembalikan SK Rekomendasi kepada PDI Perjuangan pada Pilgub Sumbar. 

“Seharusnya pasangan tersebut pulang tampak punggung sebagaimana mereka awalnya datang tampak muka, mereka malah mengembalikan dukungan tersebut tanpa berbicara langsung kepada PDI Perjuangan tindakannya tidak mendidik dan tidak sepatutnya itu dilakukan oleh bakal calon gubenur, " pungkasnya.

Dirinya mengatakan, seharusnya paslon tersebut bisa memaksimalkan kekuatan rakyat bukannya malah mengajarkan politik yang tidak santun terhadap rakyat.

“Toh rakyat juga sekarang bisa menilai mana partai yang berideologis dan mana partai yang kaleng-kaleng,” tegasnya.