Tiga Perusahaan Swasta akan Ikut Produksi Vaksin Merah Putih
ERA.id - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan konsorsium vaksin merah putih mengundang beberapa perusahaan swasta untuk ikut memproduksi vaksin yang rencananya selesai tahun 2021. Sejauh ini, hanya PT Bio Farma saja yang akan memproduksi vaksin COVID-19 dalam jumlah besar, yaitu 250 juta dosis per tahun.
Bambang mengatakan, sudah ada tiga perusahaan swasta yang dinilai potensial untuk ikut memproduksi vaksin merah putih. Tapi dia tak menyebut rinci mana saja perusahaan swasta yang dimaksud.
"Selain Bio Farma (memproduksi) 250 juta dosis per tahun, kami dalam konsorsium vaksin merah putih juga menundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut produksi vaksin COVID-19. Sejauh ini ada 3 perusahaan potensial," ungkap Bambang usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Meskipun dinilai potensial, namun tiga perusahaan swasta tersebut harus mengantongi izin dari BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan harus menyiapkan line of production.
Keterlibatan perusahaan swasta untuk produksi vaksin merah putih, kata Bambang, karena adanya kemungkinan vaksinasi dilakukan dua kali oleh setiap satu orang. Sehingga, bila penduduk Indonesia berjumlah 270 juta orang, maka yang harus divaksin minimal 540 juta
"Dan otomatis butuh kapasitas produksi besar," katanya.
Saat ini, pengembangan bibit vaksin merah putih yang dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sudah mencapai 50 persen. Diharapkan Januari 2021, bibit vaksin tersebut sudah bisa diserahkan kepada PT Bio Farma untuk tahap uji klinis fase I, II, dan III.
Bambang menambahkan, vaksin merah putih yang dikembangkan dari isolat virus korona yang beredar di Indonesia ini nantinya bisa cocok dengan masyarakat Indonesia.
"Kita harap Indonesia punya kemandirian di dalam penyediaan dan pengembangan vaksin dan yang harus diperhatikan dari penelitian tahap awal," pungkasnya.