Mengapa Iklan Sedot WC Banyak Ditempel di Tiang Listrik?
ERA.id - Iklan-iklan baliho dan di tv memang menarik dan bisa membius, tapi bagaimana dengan iklan pamflet sedot WC yang ditempel di tiang listrik? Dari segi estetika, itu sangat tidak layak bukan. Tapi dari segi penjualan dan target pasar?
Sampai hari ini, mungkin kita akan bingung dan bertanya, kenapa sih iklan pamflet sedot WC harus ditempel di tiang listrik atau ditempel di tembok? Kenapa tidak diiklankan di koran seperti iklan baris pada umumnya?
Jawabannya sederhana, karena iklan di koran mesti berbayar dan punya jangka waktu pemasangan, meski itu terbilang murah. Sementara di tembok atau di tiang listrik, bebas, gratis, dan tak ada yang ganggu. Masyarakat juga mudah mengingatnya.
Seorang mahasiswa bernama Wildan, bahkan mengamati iklan tersebut dengan ilmu pemasaran. Menurutnya, dalam pembuatan iklan ada konsep yang sering digunakan, yaitu AIDA (Attention, Interest, Desire, Action).
Pada intinya metode tersebut memberikan pedoman bagaimana membuat iklan yang dapat membuat konsumen sadar akan produk, menumbuhkan minat dan hasrat, serta mendorong pembelian. "Jika kita lihat brosur sedot WC rasanya penggunaan konsep AIDA belum diterapkan dengan baik."
Walau begitu, iklan WC disebutnya unik karena dari strategi iklan perusahaan sedot WC, yaitu penempatan iklan yang secara konsisten ditempelkan pada tiang listrik.
Ketika konsumen melihat tiang listrik yang ada brosurnya pasti di benak mereka langsung terbayang layanan sedot WC. Sejauh ini juga, tak ada yang pernah meminta toiletnya mampat kan?
"Alasan utamnya, jika tiba-tiba WC mampat dan buntu, kita tidak harus mencari kontak tukang sedot wc di ponsel atau internet, melainkan hanya mencari tembok atau tiang listrik terdekat."
Merusak estetika
Pada satu kesempatan, Jokowi pernah marah karena pamflet iklan sedot WC. Saat itu, ia masih menjabat Gubernur Jakarta, tepatnya pada 2014 lalu. Ia bahkan mengancam akan mempolisikan pemilik usaha sedot wc jika tidak tertib.
"Yang usaha kuras WC, itu satpol PP panggil itu. Itu sudah mengotori, bisa dipolisikan," kata Jokowi, Senin (10/3/2014), dikutip dari Detik.com.
Jokowi akhirnya meminta pihak satpol PP mencari tahu kantor pemilik usaha berada. Kebiasaan menempel pamflet di fasilitas umum dinilainya harus ditanggapi secara serius.
"Ini alamatnya di mana, kan ada itu teleponnya, ya ditelepon tanya alamat kantornya. Dikasih tahu, tapi kalau diulang lagi, langsung polisikan. Ini merusak aset kita," ungkapnya.
"Boleh saja pasang, tapi tidak di sembarang tempat. Kita yang punya kota," ujar Jokowi dengan nada tinggi.
Ia meminta satpol PP dan pemilik aset yang ditempeli pamflet menanggapi arahannya dengan serius. "Saya nggak bisa terima yang ini," ujarnya dengan raut muka seius. Sat itu, Jokowi memang menilah, iklan wc merusak estetika kota dan harus ditindak tegas.