11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah

Jakarta, era.id - Siapa yang belum mengetahui hari ini diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional? Peringatan ini bermula dari pengakuan internasional (UNESCO) terhadap Hari Gerakan Bahasa atau Shohid Dibosh yang dirayakan di Bangladesh, Asia pada 21 Februari 2018.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar mengungkapkan, hingga saat ini 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah. Kesebelasnya berasal dari Maluku dan Papua. Sementara 35 bahasa lainnya rentan alias terancam punah. Diikuti 4 bahasa berstatus kritis, 2 bahasa mengalami kemunduran, dan 19 bahasa berstatus aman.

"Ada enam tingkatan bahasa mulai dari aman stabil. Ada juga (bahasa yang mengalami) kemunduran sampai tingkat yang sudah punah. Setiap tingkatan itu memerlukan perlakuan-perlakuan tersendiri," kata Dadang, di Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (21/2/2018).

Dadang menjelaskan, menurut 2.452 pengamatan, di Indonesia terdapat 652 bahasa. Jika berdasarkan akumulasi persebaran bahasa daerah per provinsi, bahasa di Tanah Air berjumlah 733. Jumlahnya akan terus bertambah lantaran belum semua bahasa teridentifikasi.

"Jumlah bahasa di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan papua Barat belum semuanya teridentifikasi," lanjut Dadang.

Melihat kenyataan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) atau dahulu dikenal dengan Pusat Bahasa terdapat di hampir semua provinsi di Indonesia, sangat miris mengetahui ada bahasa ibu di Indonesia punah. Terlebih BPBP merupakan kepanjangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan perlindungan di bidang bahasa.

Padahal, tindakan melestarikan bahasa ibu juga tertuang dalam konstitusi UUD 1945. Dalam Pasal 32 Ayat (2) berbunyi, "Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional". Itu artinya, menjaga bahasa ibu atau bahasa daerah memang menjadi tindakan serius di Indonesia.

Tag: lifestyle bahasa cinta bahasa ibu