Insinyur Nekat Penemu Lokomotif Uap

Jakarta, era.id - Masalah utama di Distrik Cornwall, Inggris pada akhir abad 17 adalah belum adanya lahan tambang batubara. Imbasnya, biaya impor batubara yang dibutuhkan untuk mesin uap meroket. Padahal Richard Trevithick -- insinyur pertambangan asal Cornwell -- menilai, batubara sangat diperlukan untuk mesin uap dan efisiensi operasional mesin merupakan prioritas. Trevithick melihat pentingnya mesin uap untuk memompa dan mengangkat bijih dari tambang.

Pengaruh James Watt (insinyur besar Skotlandia) dengan penemuan mesin uapnya berdampak besar terhadap perindustrian Inggris. Penemuannya menjadi jantung setiap perusahaan pertambangan kala itu. Namun karena besarnya biaya pengoperasian mesin uap di Cornwell, Trevithcik memutar otak untuk menekan pengeluaran. Pria yang dikenal bertubuh besar ini lantas memiliki ide tentang bagaimana memperbesar tekanan pada mesin uap yang selama ini biasa digunakan.

Mesin uap yang dibuat James Watt memang didesain dengan tekanan rendah, karena Watt berpikir seperti yang dipaparkan Ltc Rolt dalam kutipannya dari situs britannica.com, uap dengan tekanan yang kuat terlalu berbahaya untuk dimanfaatkan. Namun Trevithick tidak sependapat. Menurutnya, dengan menggunakan uap bertekanan tinggi dan membiarkannya melebar dalam silinder memungkinkan mesin dibuat lebih padat dan lebih efisien.

Puncaknya, ketika Trevithick dipromosikan menjadi insinyur tambang Ding Dong di Penzance. Berkat kenekatannya memodifikasi mesin uap yang ditemukan oleh James Watt, pada hari ini, 21 Februari di tahun 1804, kereta lokomotif uap pertama buatan Richard Trevithick dioperasikan.  

Lokomotif tersebut mampu mengangkut 10 ton besi, 70 penumpang, dan lima gerobak dari pabrik besi ke Penydarren ke Terusan Merthyr-Cardiff. Kecepatan lokomotif uap pertama itu hampir lima mil per jam yang mampu menempuh jarak sembilan mil dalam waktu 4 jam 5 menit. Desainnya dirancang menarik gas panas lebih kuat melalui boiler. Sebuah prinsip baru yang penting bagi kesuksesan mesin bertekanan tinggi.

Sosok Trevithick - seperti yang dikisahkan Tom Ricci (2012) di situs The American of Mechanical Engineers (asma.org) - digambarkan oleh kepala sekolahnya sebagai orang yang memiliki rasa ketertarikan yang tidak besar terhadap dunia sekolah. Selain itu, si bungsu dari enam bersaudara ini juga dikenal sebagai orang yang tidak patuh, lambat, dan keras kepala.

Pada 1816, Trevithcik menerima tawaran pekerjaan di sebuah tambang perak di Peru. Ia menghabiskan waktu selama satu dekade di Amerika Selatan dan kembali ke Inggris pada 1827 tanpa membawa uang sepeser pun. Pada Februari 1828, House of Commons menolak sebuah petisi yang menyarankan agar ia menerima dana pensiun dari pemerintah. Trevithick meninggal dalam kemiskinan ekstrem di Dartford, Inggris, pada 22 April 1833.  

Tag: dunia hari ini