Beda Perlakuan untuk Hostes di Jepang dan Indonesia

ERA.id - Di Indonesia pada media 70-90an, kata-kata hostes sarat makna negatif. Hostes diartikan sebagai perempuan penjaja tubuh atau prostitusi. Sebagian masyarakat menyamakan hostes dengan perempuan murahan dan rendahan.

Apakah benar demikian? Sayangnya tidak. Hostes awalnya adalah teman minum atau kongko di sebuah kelab yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Hostes makin buruk artinya setelah kelakuan durjana tetamu klub malam dan sikap cuek pemilik klub.

Akhirnya, klub malam lantas diidentikkan dengan tempat mabuk dan ngeseks. Syukurnya, KBBI mengartikan hostes sebagai wanita yang pekerjaannya menerima, menjamu, dan menghibur tamu (di hotel, kelab malam, bar, dan sebagainya); pramuria. Bukan seperti anggapan orang, bahwa selama ini hostes hanyalah pekerja seks belaka.

Itu anggapan di Indonesia. Beda dengan Jepang. Walau hampir mirip artinya, masyarakat di sana tidak menganggap hostes sebagai perempuan binal yang menjual tubuhnya demi syahwat lelaki.

Di Jepang, host (lelaki) dan hostess (perempuan) dianggap sebagai pacar “sementara” untuk menemani anda bermalam Minggu ria. Perlu diingat ya, mereka bukan golongan prostitusi, karena rata-rata di Jepang, para host atau hostess tidak melayani untuk kepuasan seksual pelanggannya.

Host atau hostess adalah pekerjaan yang menemani anda untuk mengobrol dan menjadi teman minum anda sehingga lebih menyenangkan. Host dan Hostess memiliki tanggung jawab untuk bisa bersikap seramah mungkin dan membuat pelanggannya merasa diterima sekaligus nyaman.

Pekerjaan ini meskipun dianggap tabu oleh beberapa masyarakat sekitar, namun cukup populer untuk beberapa kaum untuk mencari tempat hiburan yang menyenangkan.

Seorang host atawa hostess juga memiliki batas hubungan tertentu agar tidak kelawatan terhadap pelanggannya, seperti privasi di mana tempat tinggalnya atau perlakuan tertentu yang menjurus ke hubungan yang lebih intim.

Host dan hostess seperti idola yang bisa anda temui dan anda bayar untuk mengobrol. Saking populernya, ada majalah dan kontes yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

Host dan hostess biasanya memiliki penampilan dan wajah yang tampan atau cantik untuk level orang Jepang, tingkah dan sikap merekapun juga dilatih jauh hari-hari sebelum terjun langsung untuk melayani pelanggan.

Tidaklah murah permak seorang host atau hostess, oleh karena hal itu, seorang host/hostess adalah asset yang berharga bagi kelab yang sekaligus menjadi agensi mereka, karenanya aktivitas yang mengarah kehubungan lebih intim antara host dan pelanggannya sangat dilarang dalam klub.