Riset I2: Pilkada Surakarta dan Medan Jadi 'News Darling' Media Online
ERA.id - Sebuah perusahaan intelijen media, Indonesia Indicator (I2), menyebutkan ada 10 pilkada yang ramai disorot media online (daring). Pilkada di Surakarta dan Medan menjadi yang paling mendapat jatah reportase.
"Dari 270 daerah yang akan menggelar pilkada, sebanyak 10 daerah mengisi 40 persen pemberitaan di media online," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang saat memaparkan hasil risetnya bertajuk "Pilkada Serentak Teramai di Media Mainstream" di Jakarta, Minggu (27/9/2020), seperti dilansir Antara.
Sebanyak 260 lokasi pilkada lainnya berbagi 60 persen perhatian media.
Indonesia Indicator dalam melakukan risetnya menggunakan piranti lunak kecerdasan buatan (AI) yang mencatat sepanjang 20 Juni—20 September 2020 total pemberitaan soal pilkada serentak di 270 daerah (9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota) mencapai 203.402 berita.
Menurut Rustika, Pilkada Surakarta dan Pilkada Medan menjadi dua daerah yang paling disorot media online.
"Berpartisipasinya Gibran Rakabuming di Pilkada Surakarta dan Bobby Nasution di Pilkada Medan mendorong pemberitaan di kedua daerah pilkada tersebut," kata Rustika.
Pilwalkot Surakarta menjadi pilkada teramai nomor pertama dengan 13.693 berita. Selain membahas sosok Gibran, kata Rustika, media juga menyoroti sosok penantang Gibran-Teguh Prakosa di Pilkada Surakarta, mulai dari isu melawan Kotak Kosong hingga Gibran–Teguh ditantang oleh pasangan Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo).
Sementara itu, Pilwalkot Medan berada di posisi kedua dengan 11.414 berita. Salah satu penyebabnya adalah sosok menantu Presiden RI Jokowi, Bobby Nasution, sebagai calon wali kota. Bobby berpasangan dengan Aulia Rachman melawan pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi.
Ramainya pemberitaan menyangkut pilkada di Surakarta dan Medan juga menunjukkan adanya atensi masyarakat dari berbagai wilayah tersebut, baik menyangkut antusiasme masyarakat atas kandidat-kandidatnya maupun soal polemik yang berkembang.
Menurut Rustika, era digital memungkinkan adanya keterbukaan informasi. Meskipun pilkada dilakukan di Surakarta maupun Medan, isunya diberitakan di berbagai media lokal hampir merata di seluruh Indonesia.
"Hal ini cukup unik karena belum tentu berlaku untuk pilkada di kota-kota lainnya, yakni isu pilkada di satu daerah turut diberitakan di media lokal daerah lainnya dengan sangat masif. Pengaruh nama Jokowi menjadi salah satu penggerak isunya," kata Rustika.