Tikus Pengendus Ranjau Ini Terima Medali Kepahlawanan
ERA.id - Seekor tikus raksasa dianugerahi penghargaan utama kepahlawanan oleh sebuah LSM di Inggris karena berhasil menemukan puluhan ranjau di bekas medan perang Kamboja.
Tikus raksasa berkantung tersebut bernama Magawa. Ia oleh organisasi People's Dispensary for Sick Animals (PDSA) disebutkan mendapat medali emas karena memiliki keberanian dalam upaya-upaya penyelamatan manusia karena menemukan 39 ranjau dan 28 benda rentan meledak selama tujuh tahun terakhir, seperti dilansir Associated Press.
Keahlian Magawa didapatkan dari pelatihan sebuah organisasi asal Belgia, APOPO, yang dalam 20 tahun terakhir berhasil mengajari banyak tikus untuk menemukan ranjau yang masih aktif. APOPO terlibat dalam program-program di Kamboja, Angola, Zimbabwe, dan Mozambik untuk menemukan jutaan ranjau yang masih tersebar di negara-negara tersebut akibat perang atau konflik di masa lalu.
Magawa sendiri merupakan tikus tersukses dari kelompok tersebut, karena telah menyisir area seluas 141.000 meter persegi, yang luasnya setara 20 lapangan sepak bola.
Direktur APOPO Christophe Cox mengakui bahwa penghargaan tersebut menjadi apresiasi bagi para pelatih hewan di dalam perusahaannya.
"Namun, ini juga merupakan hadiah besar bagi warga Kamboja, dan siapapun yang ada di seluruh dunia, yang mengalami penderitaan akibat ranjau perang," kata Cox. "Medali Emas PDSA ini mengangkat isu ranjau perang ke ranah dunia."
Terdapat 60 juta manusia di 59 negara yang saat ini dibayangi ketakutan atas bahaya ranjau perang dan benda berdaya ledak lainnya, kata APOPO. Pada tahun 2018 saja, ranjau dan benda semacamnya telah merenggu 6.897 nyawa manusia.
Meski banyak hewan pengerat yang bisa mendeteksi aroma ranjau dan tekun bekerja dengan imbalan makanan, APOPO lebih memilih jenis tikus berkantung raksasa asal Afrika karena mudah ditemukan dan memiliki rentang umur hingga delapan tahun.
Karena ukuran tubuhnya, tikus berkantung ini bisa berjalan di medan ranjau tanpa memicu bahan peledak tersebut. Kerja mereka pun dinilai lebih cepat daripada manusia.