Mengapa 1 Januari Dijadikan Sebagai Awal Tahun Baru?
ERA.id - Tiap tahun kita merayakan malam Tahun Baru masehi pada 31 Desember, dan keesokan harinya, pada 1 Januari, dianggap Tahun Baru. Mengapa Tahun Baru dirayakan setiap tanggal 1 Januari?
Mengutip History, 1 Januari ditetapkan menjadi hari pertama awal Tahun Baru, pada saat zaman Romawi. Awalnya, kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan dan 304 hari.
Setiap tahun baru itu dimulai pada vernal equinox yang artinya titik Musim Semi Matahari--menandai dimulainya musim semi astronomis. Titik ini tejadi sekitar tanggal 20 Maret di belahan bumi utara dan 23 September di belahan bumi selatan. Tradisi ini diciptakan oleh Romulus, pendiri Roma pada abad ke-8 sebelum masehi.
Namun seorang raja sesudahnya, Numa Pompilius menambahkan bulan Januarius dan Februarius dalam penanggalan itu. Meski begitu, perhitungan kalender ini tidak sejalan dengan matahari.
Akhirnya, Kaisar Julius Caesar mengubahnya usai berkonsultasi dengan para astronom dan matematikawan terkemuka. Setelah diperbaiki, Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian-kalender yang selaras dengan matahari.
Dalam kalender itu, 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama Tahun Baru yang juga sebagai bagian dari reformasinya Caesar. 1 Januari juga ditandai sebagai hari di mana pejabat politik tertinggi terpilih di Roma, mulai menjabat dan bekerja selama setahun.
Sementara Caesar membuat tanggal 1 Januari sebagai hari pertama awal tahun demi menghormati nama dewa yang sama dengan bulan tersebut, Janus. Janus sendiri adalah dewa yang memiliki dua muka sekaligus dewa permulaan di Romawi. Kedua wajahnya ini melambangkan kemampuannya untuk melihat ke masa lalu dan masa depan.
Saat itu, orang-orang Romawi merayakan tahun baru dengan bertukar hadiah satu sama lain. Tak cuma itu, mereka juga menghias rumah mereka dengan cabang pohon laurel dan menghadiri pesta.
Namun saat itu, Julius Caesar, dikutip dari Live Science, masih tak bisa membakukan hari pertama awal tahun. Alasannya, beberapa daerah masih menggunakan tanggal di bulan Maret dan September sebagai Tahun Baru mereka.
Pada abad pertengahan di Eropa, perayaan tahun baru dianggap sebagai hari penyembahan berhala, sehingga hari libur pun dipindahkan ke tanggal lain seperti tanggal 25 Desember dan tanggal 25 Maret, pesta kabar gembira.
Akhirnya Paus Gregorius XIII menetapkan kalender Gregorian pada tahun 1582. Di masa itu, hari awal tahun baru kembali dipulihkan dan ditetapkan tiap 1 Januari.