Jokowi Perlu Didampingi Kalangan Militer-Agamis
Meski demikian, untuk figur cawapres, PDIP belum memutuskannya. Sesuai amanat Kongres PDIP, Megawati berwenang membahas figur capres-cawapres bersama partai koalisi.
Menurut pakar komunikasi politik dari Universitas Jaya Baya, Lely Arrianie, Jokowi idealnya diduetkan dengan figur berlatar militer dan agamis pada pemilu tahun depan. Menurut dia, duet sipil dengan militer adalah kombinasi ideal capres-cawapres.
"Adakah jenderal yang agamis, adakah tokoh agama yang punya kemampuan intelijen dan lain sebagainya," ujar Lely, kepada era.id, Jumat sore.
Menurut Lely, sebaiknya partai pendukung Jokowi segera menetapkan cawapres untuk Jokowi. Dengan demikian, soliditas dapat terjaga dan konsolidasi dapat berjalan lebih baik hingga ke tingkat kepengurusan partai di daerah.
"Kalau mendadak bisa iri-irian, ada partai pengusung tidak jadi karena merasa dikecewakan," ujarnya.
Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, menyampaikan, keputusan PDIP memilih Jokowi sebagai capres sudah dapat diduga sebelumnya. Hanya saja, dia mengingatkan figur pendamping Jokowi harus berasal dari kalangan Islam dan dipilih serta disetujui semua partai pendukungnya.
"Jokowi perlu ngambil golongan Islam moderat yang progresif," ungkap Arie.