Akademisi: Gerakkan Pemilih Lewat Konten Kreatif Daring, Bukan Mobilisasi

ERA.id - Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Edi Santoso mengatakan bahwa peserta pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 harus mengatasi dua tantangan kampanye daring.

"Pertama soal infrastruktur. Banyak wilayah yang jaringan internetnya belum memadai. Juga soal kepemilikan sarana. Meskipun 'smartphone' sudah bukan barang mewah, tetap saja masih ada kalangan yang belum bisa mengaksesnya. misalnya orang-orang tua di perdesaan," kata Santosa yang juga Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi Unsoed, seperti dilansir ANTARA.

Selain itu, kata dia, tantangan kampanye daring yang kedua adalah soal budaya.

"Beberapa masyarakat kita belum punya tradisi kampanye daring. Dalam kampanye model ini, masyarakat atau pemilih harus proaktif," kata dia.

"Netizen bergerak atas dasar inisiatif atau partisipasi aktif, bukan mobilisasi, sehingga perlu konten yang sangat kreatif agar dapat disukai."

Sedangkan pengamat politik dari Unsoed Ahmad Sabiq menambahkan, selain kampanye, sosialisasi mengenai tahapan pilkada juga perlu dioptimalkan secara daring.

Dia mengatakan KPU sebagai penyelengggara pilkada juga perlu mengoptimalkan sosialisasi melalui media sosial guna meningkatkan partisipasi pemilih.

"KPU dituntut untuk kreatif agar bisa beradaptasi dengan situasi dan menghasilkan konten-konten digital yang apik dan menarik. Tidak hanya lewat media massa konvensional seperti TV, radio, surat kabar. Namun juga di media sosial," kata Sabiq.

Ia menambahkan sosialisasi ini harus dilakukan secara intensif dan diusahakan dapat menjangkau segenap lapisan masyarakat.

"Misalnya bagi yang tidak terjangkau dengan medsos karena kendala akses internet, maka harus terjangkau dengan TV dan radio. Artinya harus saling melengkapi memanfaatkan segala teknologi yang ada," katanya lagi.