Aksi Dandim dan Kapolres Bongkar Kedok Penyusup di Tengah Aksi Tolak Omnibus Law
ERA.id - Unjuk rasa menolak Undang Undang Cipta Kerja yang disahkan pada Senin (5/10) berlangsung di banyak daerah. Namun, unjuk rasa yang digelar tidak selalu murni dilakukan oleh mahasiswa maupun kalangan buruh. Apa sebab, terdapat penyusup yang justru memanfaatkan situasi untuk menciptakan kerusuhan.
Aparat keamanan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah berhasil membongkar aksi penyusupan oleh oknum tertentu di tengah unjuk rasa mahasiswa.
Dalam rekaman video berdurasi 2.53 menit yang beredar, Minggu (11/10) terungkap aksi penyusupan saat Komandan Kodim Kendal Letnan Kolonel Inf Iman Widhiarto memberikan arahan kepada puluhan mahasiswa yang hendak menggelar unjuk rasa.
"Adik-adik harus bisa memastikan bahwa yang ada di sini adalah betul-betul mahasiswa. Saya lihat sudah ada indikasi-indikasi dia belum ada mahasiswa," katanya.
Dandim kemudian menunjukkan adanya oknum penyusup di tengah mahasiswa dengan indikator tato di tubuh.
"Mahasiswa boleh bertato atau tidak." Pertanyaan yang dijawab "tidak" secara serempak oleh para mahasiswa.
Dandim pun memerintahkan setiap orang yang bertato untuk keluar dari barisan mahasiswa.
"Sampeyan dari mana, mahasiswa bukan. Keluar. Ini contohnya. Ini penyusup ini. Saya tidak mau mahasiswa yang punya niat baik disusupi bromocorah semacam ini yang mengatasnamakan dirinya rakyat," jelas Dandim menunjuk oknum penyusup.
Sedikitnya tiga orang dikeluarkan dari barisan mahasiswa karena dianggap sebagai penyusup.
"Saya sangat sayang adik-adik yang punya intelektual yang pandai, generasi penerus kami. Tapi kalau disusupi oleh preman-preman yang terjadi apa," kata Dandim.
Dia menjabarkan, penyusup akan melakukan aksi-aksi pengrusakan saat unjuk rasa berlangsung untuk memancing terjadinya kerusuhan.
"Itulah penyebabnya ribut. Adik-adik harus paham itu. Adik-adik harus berpikir, ini jelas bukan mahasiswa," ujarnya.
Didampingi Kepala Polres Kendal AKBP Ali Wardana, Dandim menjelaskan bahwa kehadirannya menyambangi mahasiswa adalah dengan prinsip ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake yang berarti menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan.
"Kalau adik-adik mau demo ke sana menyampaikan aspirasi kami antar. Saya, pak kapolres akan antar, pertemukan adik-adik dengan anggota DPR. Silakan disampaikan yang baik," jelas Dandim.
Kemudian, tiga orang yang diyakini sebagai penyusup itu pun dimintai keterangan lebih lanjut oleh petugas.