Misteri Tiga Ton Sabu Kapal Win Long
Sabtu siang (24/2/2018), tim gabungan melanjutkan pemeriksaan terhadap Win Long yang disandarkan di Dermaga Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Khusus Kepulauan Riau, setelah sempat dihentikan pada pukul 02.00 WIB dini hari tadi.
Humas Kanwil Ditjen Bea Cukai khusus Kepri, Refly Feller Silalahi yang dikonfirmasi lewat pesan singkat mengatakan, saat ini polisi belum menemukan sabu yang diduga dimuat di dalam kapal.
Anjing pelacak kini telah didatangkan dari Bea Cukai Batam untuk mempercepat pencarian sabu. "Belum ada, masih negatif. Tapi pemeriksaan masih berlangsung," kata Refly sebagaimana dilansir Antara.
Saat ini, pekerja masih membongkar karung-karung berisi ikan beku yang dipindahkan ke gudang penyimpanan ikan di Puakang, Tanjung Balai Karimun.
Muatan ikan beku yang dibawa Win Long diketahui mencapai 40 ton. Dan menurut perkiraan, seluruh muatan baru dapat dibongkar habis jika diangkut 40 truk. Namun, hingga dini hari tadi, baru sembilan truk yang terlibat bongkar muat.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Bea Cukai maupun Mabes Polri. Kabareskrim Polri, Komjen Pol Ari Dono Sukamto bahkan tak bersedia memberi keterangan kala ditemui wartawan pagi tadi.
Semuanya masih belum jelas. Namun, kabar menyebut, terdapat 28 anak buah kapal --termasuk nahkoda-- yang berlayar bersama Kapal Win Long yang aktivitasnya telah dipantau aparat sejak Desember 2017.
Sebelum dihentikan aparat kemarin, Kapal Win Long terdeteksi mematikan GPS sesaat setelah memasuki wilayah perairan Indonesia. Hal itu diduga dilakukan untuk mengelabui petugas.
Sinyal dari DPR
Hari ini, Ketua DPR, Bambang Soesatyo membocorkan sebuah petunjuk soal operasi kapal-kapal pengangkut narkoba di perairan Indonesia. Bambang mengaku sempat mendapat informasi masih ada lima ton sabu senilai Rp10 triliun yang menuju perairan Indonesia.
Namun, kabar tersebut juga belum jelas, termasuk apakah Kapal Win Long termasuk bagian dari informasi yang diapat Bambang atau bukan.
"Saya sangat geram mendengar masih ada sindikat bandar narkoba yang coba menyelundupkan sabu ke negara kita, bahkan hingga tiga ton. Ini sudah sangat keterlaluan dan mengkhawatirkan," kata Bambang dalam keterangan tertulis.
Yang jelas, Bambang menegaskan komitmen negara untuk memerangi peredaran narkoba. Bagi Bambang, beberapa aksi aparat menggagalkan penyelundupan adalah prestasi. Namun, hal itu juga menunjukkan bahwa Indonesia masih pasar yang amat menguntungkan bagi bisnis peredaran narkoba.
"Di satu sisi, saya bangga karena ini menunjukkan prestasi cemerlang bagi aparat hukum kita. Di sisi lain, saya sedih karena ini menunjukkan negara kita seperti menjadi surga bagi peredaran narkoba," tutur Bambang.
Infografis (Wildan/era.id)