Tradisi Ketum PDIP Jadi King Maker

This browser does not support the video element.

Denpasar, era.id - Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah menuturkan sebuah tradisi baru yang telah dilakukan oleh ketua umumnya Megawati Soekarnoputri. Tradisi yang dimaksud ketum tak lagi menjadi bakal calon presiden pada pemilu mendatang.

Bila berkaca pada pemilu sebelumnya di tahun 2014, ini menjadi kali kedua Megawati tak lagi mencalonkan diri di pemilihan presiden (Pilpres).

"Bu Mega sudah merombak tradisi itu bahwa ketum parpol tidak automatically harus menjadi calon presiden ataupun calon wakil presiden," kata Basarah di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Sabtu (24/2/2018).

Bagi Basarah, ini adalah tradisi yang baik. Menurutnya, Megawati telah menjadi king maker dari partai berlambang banteng itu.

"Bayangkan kalau ketika ketum-ketum parpol lain bisa juga melakukan apa yang sudah dicontohkan oleh Bu Mega menjadi queen maker yaitu untuk kemudian memberikan kesempatan dari dirinya rahim generasi-generasi baru calon-calon pemimpin bangsa," jelasnya.

Kendati demikian, menurut Basarah memang tidak ada salahnya ketua umum partai menjadi capres ataupun cawapres, bahkan tidak ada undang-undang yang melarang itu. Semua dilakukan atas pertimbangan kearifan masing-masing ketua umum partai.

"Sebagai DPP PDIP tidak mau menjadi juridiksi rumah tangga parpol lain. Yang kami katakan adalah ketua umum saya ibu Ketum Megawati telah membuat satu tradisi politik yang baru bahwa untuk menjadi ketum partai tidak harus keharusan menjadikan calon presiden atau calon wakil presiden," pungkasnya.

Tag: