Pilkada Saat Pandemi, KPU Depok Siapkan Dua APD Tiap TPS
ERA.id - KPU Kota Depok Jawa Barat, menyiapkan dua buah pakaian alat pelindung diri (APD) saat pemungutan suara. Hal ini untuk mengantisipasi ketika ada pemilih yang tiba-tiba jatuh, pingsan, ataupun meninggal dunia mendadak di lokasi tempat pemungutan suara (TPS).
"Kami juga menyiapkan ambulans untuk mengantisipasi hal tersebut yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan," kata Ketua KPU Kota Depok Nana Shobarna di Depok dikutip dari Antara, Jumat (16/10/2020).
APD tersebut nantinya digunakan petugas Kelompok Peyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), petugas KPPS nantinya akan mengamankan terlebih dahulu surat suara dengan memasukkan ke kotak suara, kemudian mengangkat pemilih ke ambulans.
Nana mengantisipasi hal-hal yang terjadi di luar dugaan, jadi sekecil apapun kami sudah siap untuk menanganinya. Pilkada di tengah pandemi COVID-19 ini dianggap memerlukan kesiapan ekstra penyelenggara, untuk itu mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya demi kelancaran pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Masyarakat tak perlu khawatir datang ke TPS, kami sudah mengantisipasi-nya dengan protokol kesehatan yang ketat," ucapnya.
Sebelum pencoblosan, kata Nana lagi, semua lokasi TPS disemprot disinfektan terlebih dahulu untuk memastikan benar-benar bersih, serta jumlah pemilih di TPS juga dibatasi hanya 500 orang dari sebelumnya yang mencapai 800 orang.
"Seluruh petugas KPPS dilakukan rapid test terlebih dahulu untuk memastikan kesehatan penyelenggara pilkada tersebut," tutur dia.
KPU juga akan melakukan pengaturan jadwal kedatangan pemilih ke TPS. Nanti pada jadwal pencoblosan, misalnya, keluarga A pukul 08.00-09.00 WIB, keluarga B mulai pukul 09.00-10.00 WIB, dan seterusnya supaya tidak ada kerumunan.
"Seusai melakukan pencoblosan pemilih juga harus segera meninggalkan tempat TPS, tidak boleh lagi berkumpul supaya tak ada kerumunan," ujarnya.
Lebih lanjut Nana menjelaskan, sebelum mencoblos, pemilih diberikan sarung tangan sekali pakai untuk menghindari COVID-19, dan setelah melakukan pencoblosan maka tinta yang biasanya dicelup kini tidak lagi tapi dilakukan penetesan kepada pemilih usai mencoblos.
"Kami tentunya berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari adanya klaster pilkada COVID-19 pada saat hari pencoblosan 9 Desember nanti," kata dia.