Tombol 'Mute' di Debat Pilpres AS, Biar Tak Saling Serobot

ERA.id - Debat final kandidat presiden Amerika Serikat (AS) antara petahana Donald Trump dan rivalnya, Joe Biden, akan dilengkapi tombol mute atau pembisuan mikrofon guna menghindarkan para kandidat saling menginterupsi satu sama lain.

Seperti dilansir ANTARA, Komisi Debat Presiden, Senin (19/10/2020), mengatakan rencana itu diambil agar kejadian pada debat pertama tidak terulang, yaitu ketika Trump dan Biden saling menimpali pemaparan lawan.

Tim kampanye Trump menyatakan keberatan atas perubahan ini, namun, Partai Republik masih bersedia ikut serta dalam acara debat, Kamis (22/10/2020) malam waktu AS. Sesi itu juga merupakan kesempatan terakhir bagi tiap kandidat untuk meraup suara menjelang pemilu pada 3 November.

"Presiden Trump berkomitmen untuk berdebat melawan Joe Biden meski ada perubahan di saat-saat terakhir dari komisi yang tampak berat sebelah ini, bukti ini sebagai upaya terakhir mereka memberikan keuntungan pada kandidat yang mereka suka," kata manajer kampanye Trump, Bill Stepien.

Sebelumnya, Trump telah menolak ikut serta dalam debat kedua yang dijadwalkan pada 15 Oktober lalu karena pengelola acara mengubah format debat menjadi virtual menyusul kondisi Trump yang baru pulih dari COVID-19.

Trump saat itu sudah khawatir moderator akan dengan mudah mematikan mikrofonnya ketika ia sedang berbicara.

"Bayangkan saya duduk di belakang komputer dan melakukan debat. Itu hal yang konyol. Lalu mereka juga bisa memotong (pembicaraan) kapan pun mereka mau," kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business pada 8 Oktober.

Selain perkara teknis, tim kampanye Trump juga tidak puas dengan rangkaian topik debat final nanti yang menurut mereka lebih fokus pada politik luar negeri. Lagi-lagi mereka menuduh komite debat condong ke arah Joe Biden.

Tim kampanye Biden menyatakan bahwa kedua belah pihak sebelumnya telah setuju untuk menyerahkan kewenangan memilih subjek debat pada moderator. Mereka juga menyebut Trump sebenarnya hanya ingin menghindari diskusi soal penanganan pandemi di negara yang ia pimpin.

"Seperti biasa, sang Presiden lebih memperhatikan aturan debat daripada soal dirinya yang menempatkan bangsa ini ke dalam krisis," kata juru bicara Biden, TJ Ducko.