Libur Tahun Baru Perlu Diperpanjang Sepekan, kata Pemerintah Jepang
ERA.id - Pemerintah Jepang berencana meminta perusahaan di Negeri Sakura itu untuk memperpanjang periode libur Tahun Baru, kemungkinan hingga satu pekan dari biasanya, guna menghindari timbulnya klaster COVID-19 di pusat-pusat transportasi atau selama tradisi kunjungan ke kuil-kuil.
Malam Tahun Baru biasa menjadi musim berkumpulnya keluarga-keluarga di Jepang, sehingga umumnya terjadi lonjakan penumpang di stasiun kereta dan bandara.
Untuk itu, seperti dilansir the Japan Times, subkomite penanganan wabah korona yang dipimpin menteri ekonomi Yasutoshi Nishimura menyarankan pada the Japan Association of New Economy, yaitu sebuah kelompok serikat yang berkarkas di Rakuten, agar perusahan di Jepang menambah jatah libur karyawannya shingga warga Jepang bisa punya rentang waktu perjalanan yang lebih fleksibel dan agar tidak terjadi penumpukan penumpang.
Umumnya, bisnis di Jepang kembali beroperasi tiga hari setelah Tahun Baru, namun rencana pemerintahan Jepang terbaru ini menyarankan agar karyawan diperbolehkan libur hingga 11 Januari, yang merupakan hari libur nasional di Jepang.
Menteri Nishimura dikabarkan juga akan melobi kelompok bisnis lainnya, termasuk Keidanren, mengenai kebijakan ini.
Penularan COVID-19 terhadap warga lansia dikhawatirkan akan meningkat selama liburan, apalagi mobilitas warga di seantero Jepang tengah tinggi setelah pemerintah memberi subsidi untuk tiket perjalanan.
Tradisi berkunjung ke kuil-kuil Shinto selama Tahun Baru dikhawatirkan juga menimbulkan klaster COVID-19 baru. Pemerintah setempat pun menyarankan agar warga Jepang hanya mengunjungi kuil ketika lengang.
Libur Tahun Baru nanti akan menjadi momen ketiga mereka berlibur dalam situasi pandemi korona. Masa Golden Week, akhir April hingga awal Mei lalu, bertepatan dengan deklarasi situasi darurat pandemi, dan otoritas setempat meminta warga tidak mengunjungi keluarga mereka, lebih merekomendasikan silaturahmi via video call. Dalam masa liburan Bon di bulan Agustus lalu, pemerintah meminta warga rutin mencuci tangan dan memakai masker di tempat publik.
Menurut kanal radio NHK, Jumat (23/10/2020), Jepang telah mencatatkan 96.247 kasus infeksi COVID-19, dan 1.711 di antaranya telah meninggal dunia. Angka kasus COVID-19 harian secara nasional telah meningkat dari 270 menjadi 700 kasus.