Pelaku Terorisme Masih Buron Setelah 3 Orang Tewas di Austria

ERA.id - Sedikitnya dua warga sipil dan satu terduga pelaku penyerangan tewas dan 15 orang lainnya luka-luka setelah terjadinya serangan terorisme di dekat sinagoga Stadttempel, Ibukota Wina, Austria, Senin (2/11/2020) malam waktu setempat.

Sedikitnya satu tersangka penembakan masih buron pada Senin malam, kata Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer seperti dilaporkan oleh koran The Guardian. Tersangka ini, menurut Nehammer, dikabarkan memiliki persenjataan lengkap "dan sangat berbahaya". Seluruh warga Wina diminta untuk tetap di dalam rumah hingga situasi aman.

Saat ini pemerintah Austria mengerahkan unit militer khusus untuk mencari satu, atau lebih, pelaku terorisme.

"Oleh karena itu saya tak akan membatasi pencarian ini hanya di Kota Wina, karena para pelaku penyerangan ini bergerak cepat," kata Nehammer.

Pada Senin malam, sedikitnya 15 orang telah dibawa ke rumah sakit akibat menderita luka-luka pascaserangan terorisme itu. Tujuh di antara mereka saat ini berada dalam kondisi serius, kata Walikota Wina Michael Ludwig.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan pihak keamanan, penyerangan terjadi di enam titik di dekat kawasan Seitenstettengasse di pusat kota Wina, Austria. Serangan bermula dengan sejumlah tembakan yang dilepaskan oleh pelaku. Laporan awal menyebutkan bahwa sinagoga Stadttempel kemungkinan menjadi target penyerangan ini, meski presiden komunitas Yahudi Wina mengatakan bahwa sinagoga tersebut tutup saat terjadinya penyerangan.

Tersangka pelaku yang tewas dikabarkan tertembak di dekat Gereja St. Rupert's. Tersiar kabar bahwa sang pelaku memasang sabuk berisi bahan peledak pada tubuhnya, namun, polisi masih belum mengkonfirmasi informasi ini.

Hingga kini belum diketahui berapa jumlah pelaku penembakan pada Senin malam.

Kanselir Austria Sebastian Kurz telah mendeklarasikan peristiwa ini sebagai serangan teror yang dipersiapkan secara profesional.

Penyerangan terjadi di malam terakhir sebelum Austria menerapkan karantina wilayah total akibat pandemi COVID-19.