Lagi, Pejabat Tinggi AS Mundur
Keputusan Roberta itu muncul di tengah hubungan AS-Meksiko yang sedang berada di titik nadir akibat Trump mengancam melanggar Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan memaksa negeri itu membayar biaya pembuatan dinding perbatasan.
"Setelah 31 tahun mengabdi kepada pemerintah AS, saya akan meninggalkan jabatan sebagai duta besar pada awal Mei untuk mencari peluang baru. Saya pergi dalam keadaan mengetahui situasi yang terjadi antara AS-Meksiko," tulisnya dalam pernyataan melalui Twitter, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (2/3/2018).
"Bersama kita lebih kuat!" Roberta menambahkan.
Sebelumnya, surat kabar Meksiko Reforma melaporkan Trump berencana mencalonkan mantan Kepala Perusahaan AT&T Ed Whitacre sebagai pengganti Roberta. Tapi Kementerian Luar Negeri Meksiko mengatakan pihaknya belum tahu siapa yang akan menggantikan wanita kelahiran 1960.
Roberta menjabat sebagai duta besar AS untuk Meksiko di masa pemerintahan Presiden Barack Obama pada Mei 2016 setelah sebelumnya bertugas sebagai Asisten Menteri Luar Negeri urusan Western Hemisphere.
Sejak Trump menjabat sebagai presiden, banyak pihak menilai karir Roberta hanya tinggal menunggu waktu. Selain karena keterkaitannnya dengan Obama, juga karena memiliki pandangan berbeda dengan Trump, seperti usulan soal pembuatan dinding perbatasan AS-Meksiko.
Sejumlah diplomat Meksiko juga lebih memilih menyalurkan pembahasan kebijakan luar negeri melalui Gedung Putih, terutama melalui menantu Trump, Jared Kushner. Kendati demikian, mereka tetap menganggap Roberta sebagai pribadi yang baik.
AS di bawah kepemimpinan Trump memang sedang diuji. Silih berganti pejabat-pejabat negeri ini mundur. Rata-rata alasan terbesarnya adalah tidak sepaham.
Mereka yang memilih mundur di antaranya, Duta Besar Amerika Serikat untuk Panama John Feeley. Dia adalah seorang diplomat karier dan merupakan mantan pilot helikopter Korps Marinir. Lalu ada juga Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik Tom Shannon, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Michael Flynn, Direktur Komunikasi Gedung Putih, Hope Hicks hingga Deputi Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Dina Powell.